25/12/2014
Masih dalam suasana minggu tenang
sebelum Ujian Akhir Semesterku yang ke-7. Aku berkesempatan menengok Gn.
Merbabu dengan adikku saja, Sidiq namanya, karena temanku membatalkan keikut
sertaanya dalam pendakian ini. Ini akan menjadi pendakian pertama Ke Merbabu
buat adikku, setelah sebelumnya pernah kuajak mendaki ke Lawu dan Merapi. Namun
bulan Desember bukanlah bulan yang nyaman untuk melakukan pendakian. Kami harus
siap dengan segala kerempongan yang ada, hujan bahkan diterpa badai. Selain itu
kami melakukan pendakian ini karena akan menuntaskan sebuah misi masing-masing
hehehe. Mungkin misi adikku ini paling krusial karena akan membuktikan kalau
bisa sampai puncak maka dia akan semangat dan sukses menghadapi UN SMP nya
tahun 2015 ini J.
Pagi itu masih cerah, kami
berangkat dari rumah kami di Sragen kemudian mampir dulu di Solo untuk menyewa
alat-alat. Setelah perbekalan dan alat komplit, cuss kami menuju basecamp
pendakian Gn. Merbabu via Selo, Boyolali. Di Selo kami tak lupa mampir dulu
untuk sarapan agar menambah tenaga dalam pendakian dan Sholat dzuhur dijamak
Ashar J. Terlihat
gelap angkasa yang memuntahkan liurnya di Puncak Merbabu. Kami berangkat menuju
basecamp dan terasa sekali angin dingin. Kami mulai mendaki pukul 03.00 sore.
Jalur yang licin sehabis hujan tak menyurutkan langkah dan nyali kami untuk
mendaki. Post 1 dan post 2 yang masih berada di dalam hutan Gn. Merbabu sudah
terlewati. Vegetasi mulai terbuka. Sampailah kami di post 3 pada saat sunset. Sunset
sore itu begitu indah karena kami sudah berada di atas awan. Namun sunset yang
terbenam tak sejingga tanpa dia disini. Yeah, entah saat itu aku memang sedang
merindukan seseorang hahaha.
Langit sudah gelap. Cuaca sangat
cerah. City light Jogja, Solo, Magelang terlihat cantik menemani cahaya bintang
di langit. Kami mulai mendaki lagi dengan senter sebagai penerangan. Mengekor
di belakang rombongan dari berbagai daerah. Namun punya satu tujuan yaitu
sampai puncak. Bukit yang kami daki setelah post 3 ini sangat terjal dan licin.
Namun ada tambang yang memudahkan untuk berpegangan dan menyatukan langkah
kami. Sampailah kami di post sabana 1. Nampaknya adikku sudah mulai lelah untuk
melanjutkan sampai post sabana 2. Yeah, kami membuka tenda di post sabana 1.
Kemudian masak dan tidur.
26/12/2014
Pagi hari saat subuh kami
dikagetkan oleh hembusan angin yang sangat kencang. Badai rupanya. Tenda
bergoyang-goyang namun masih aman karena tenda berada di tengah petak edelweiss
yang tinggi. Kulihat di luar kabut begitu tebal. Hawa begitu dingin. Kami masak
lagi supaya badan kembali hangat. Badai tak juga reda. Sunrise yang dinanti tak
terlihat. Kami menunggu badai reda saja dalam tenda. Mencoba tidur lagi namun
tidak bisa. Yeah, kami berangkat muncak pukul 08.00 setelah ngopi. Kabut tebal
menjadi teman seperjalanan kami melewati post sabana 2 sampai puncak. Yeah,
kami di puncak pertama yaitu puncak triangulasi pada pukul 09.30. Mentari
sedikit malu-malu menampakkan sinarnya hingga kemudian tertutup kabut tebal.
Kami lanjut ke puncak kedua yang tidak begitu jauh yaitu puncak kentengsongo.
Sampai di kentengsongo, kami masak dan ngopi lagi. Sayang di puncak masih
berkabut tebal. Tak terlihat pemandang indah. Yeah, tak apalah. Namanya juga
mendaki di musim hujan. Yang terpenting kami sampai di puncak. Ada plang yang
menunjukkan kami sudah berada di puncak yang menjadikan objek untuk berfoto
mengabadikan moment. Missi kami terselesaikan karena sudah sampai puncak. Kami
turun gunung masih ditemani kabut hingga post sabana 1 dimana tenda kami
berada.
Siang hari, cuaca tampak lebih
bersahabat. Kabut mulai menipis. Setelah bongkar tenda kami turun gunung dengan
hati-hati karena jalur sangat licin. Setelah post 3 dan post 2 terlewati, kami
diguyur oleh air liur angkasa. Kami malas memakai jas hujan karena begitu
menikmatinya. Kami sampai basecamp pukul 03.00. Tepat pada saat hujan reda
bahkan mentari begitu menyengat. Setelah bersih-bersih kami pulang ke rumah
namun mampir dulu di Solo mengembalikan alat-alat.
Yeah, missi pendakian dengan
adikku kali ini sukses karena kami berangkat, sampai puncak, dan pulang dengan
selamat. Terima kasih ya Allah.
Salam Jun_krikers J