15/12/2014
Kemajuan teknologi informasi saat
ini memudahkan kita untuk mengeksplore suatu tempat yang belum pernah terjamah
dan terekspose. Yeah, disitulah surganya informasi bagi para jiwa petualang
yang tak pernah bosan dan tak pernah lepas dari rasa penasaran untuk keluar
dari zona nyamannya. Sekedar untuk mengisi luang, refreshing bahkan lari dari
kenyataan bahwa kesibukan atau mungkin kegalauan akan membuatmu menjadi gila.
Tak dipungkiri oleh diriku sendiri.
Kini aku mencoba mengeksplore
suatu tempat yang belum terjamah dan terekspose secara maksimal. Yeah, tempat
itu adalah sebuah Air Terjun tersembunyi yang masih berada di Lingkungan
sekitar kampusku, UNDIP Semarang. Info yang kudapat memang begitu samar
terdengar. Hanya lewat mulut ke mulut saja. Atau mungkin sudah terposting di
media sosial. Namun postingan tersebut sudah hilang entah kemana. Membuat rasa
penasaran yang muncul dalam benak jiwaku tak bisa tertahankan. Aku pun tak bisa
menolak ketika ajakan teman se jurusanku sekaligus teman kostku, Ferri untuk
mencoba mencari lokasi air terjun tersebut berada. Oke fix, setelah Ashar, kami
berangkat dari kost kami yang berada di Bukit Diponegoro. Berjalanan kaki
menanjak, berbekal air minum dan beberapa helai rokok. Salam hangat sapaan aa’
aa’ burjo katineung kami balas dengan senyuman J.
Yeah, kami akan mampir ngeburjo jika misi ini telah usai :D.
Dari depan burjo tersebut, kami
ke arah bukit-bukit yang biasanya digunakan adu ketangkasan oleh pengendara
motorcross. Jejak yang dibuatnya seakan menjadi jalur kutu yang berada di
kepala pelontos. Kami mengikuti jejak-jejak itu namun tak menemukan lokasi air
terjun berada. Dimanakah engkau gerangan? Kami sudah berputar-putar mencarimu
-_-.
Di bukit-bukit yang gersang dan
rawan longsor ini dibelah oleh sebuah sungai. Yeah, sudah pasti air terjun
adalah bagian dari aliran air suatu sungai yang memiliki kecuraman tertentu :p.
Kami pun melipir berjalan diatas tebing rawan longsor mengikuti arah hulu
sungai itu. Dalam pelipiran ini kami harus melewati sampah-sampah pembuangan
akhir. Bau dari berbagai bangkai hidup dan mati teroplos menjadi satu di indera
penciuman yang tak lagi tajam. Yeah, di bawah gunungan sampah inilah air terjun
tersembunyi itu berada. Tak begitu tinggi memang. Mungkin sekitar 4 meter.
Meskipun begitu, kami harus menjadi orang-orang terpilih yang mampu mencapai
lokasi tersebut. Air terjun itu menghipnotisku seakan seperti menjadi tempat
untuk kembali pulang. Namun tak mungkin untuk turun ke bawah karena medannya
yang ekstrim. Oke fix, kami harus mengikuti arah hulu sungai lagi, turun ke
bawah kemudian menuju air terjun.
Langit senja masih berpihak pada
kami. Hujan yang digadang-gadang akan turun masih tertunda. Hutan belakang
perumahan elit Permata Hijau kami lewati dengan was-was. Terjangan nyamuk kebon
atau serangan tiba-tiba dari ular berbisa harus siap dihadapi. Yeah, akhirnya
kami menemukan spot untuk menyebarangi sungai karena tidak begitu curam.
Sungainya masih cetek dengan warna sedikit kekuningan. Kemudian kami mendaki
bukit lagi. Di atas bukit kami bertemu penggembala kerbau beserta kerbaunya
yang asyik memakan rumput. Tak ada salam sapa karena senyum kami terabaikan.
Yeah, sudahlah :p.
Langkah demi langkah terjalin
bersama hembusan nafas yang masih stabil. Kami kehilangan jejak dimana lokasi
air terjun berada karena tak ada jalan menuju kesana. Terpaksa mendaki bukit
yang lain, kami menemukan sungai dan menyeberanginya. Melipir pinggiran sungai
menuju hilir. Di pelipiran ini kami masuk hutan yang sangat lebat dan gelap.
Semak berduri membuat baret di kaki. Lama kelamaan semak menjadi sangat liar
dan terlalu riskan untuk dilewati. Yeah, kami pun nyemplung menyisir ke dalam
sungai. Keluarlah kami dari hutan. Di lembah sungai ini pemandangan begitu
eksotis di keliingi tebing-tebing tanah merah namun banyak yang longsor.
Batu-batu besar di sungai ini seperti berada di sebuah pegunungan yang asri
berpadu dengan gemercik suara deras aliran airnya. Yeah, seperti bukan berada
di Kota Semarang saja :D.
Kami menyusur sungai sampai di
akhir batu-batu besar. Kami tak menemukan air terjun. Kami harus balik lagi
menyusur sungai sampai ke sebuah percabangan sungai. Dalam penyusuran sungai
ini lagi-lagi kami masuk hutan yang lebat dan gelap seperti lorong hitam. Hawa
tidak enak sangat terasa di hutan ini, entah apa cuma perasaanku saja. Tetapi
bulu kudukku merinding sangat hebat seperti bulu kucing yang sedang bertengkar.
Ada banyak suara burung seakan tertawa bahkan marah, mengusir kami agar segera
pergi dari lokasi hutan ini. Ferri masih di belakangku seperti enggan untuk
menyusulku yang sudah di tengah terowongan hutan ini. Kalau dilihat dari mimik
mukanya, mungkin dia takut. Yeah, akhirnya aku balik lagi menghampirinya. Rasa
penasaranku akan air terjun tak bisa terbendung lagi. Aku sudah sampai sejauh
ini. Aku harus sampai air terjun entah melewati lorong hutan itu. Apakah harus
pulang dengan tangan hampa? Rrraaaawwwrrr. Entah aku cukup kesal. Kami balik
lagi ke percabangan sungai tadi.
Tiba di percabangan sungai, aku
mendengar suara surga. Yeah, suara deras air terjun mengalir. Mungkin tadi kami
salah ambil percabangan sungai sehingga masuk ke lorong hutan entah berantah
:D. kami masuk percabangai sungai satunya. Tak ada batu yang mudah dipijak
karena licin. Terpaksa kami nyemplung sungai sedalam paha kaki. Dan akhirnya.
Yeah, kami menemukan air terjunnya. Air Terjun Tersembunyi di Lingkungan
sekitar kampusku. Airnya tak begitu jernih. Bahkan bisa dibilang kotor dan
berwarna kuning. Namun aku merasa puas setelah perjuangan berat untuk mencapai
lokasi air terjun ini.
Waktu sudah hampir maghrib. Kami
tak mungkin balik lagi menempuh jalur yang sama seperti saat menemukan air
terjun karena kami tak membawa penerangan lampu. Yeah, ini boomerang buat kami.
Kami terpaksa memanjat tebing sekitar 4 meter dengan bantuan akar-akar pohon
sebagai pegangan dan pijakan. Tanah-tanah yang terpijak juga beberapa kali
longsor. Ditambah gangguan bau bangkai anjing yang dikerubungi lalat. Kami
sampai juga di atas, di samping gunungan sampah-sampah. Kami lanjut ngeburjo
untuk menghilangkan dahaga dan kemudian pulang ke kost dengan rasa penasaran
yang terpuaskan akan Air Terjun Tersembunyi. Di ujung perjalanan yang sulit pasti ada surga yang tersembunyi :D.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar