Bidadari
Penyelamat #4
Beberapa hari berlalu setelah tahun
baruan nonton konser SlanK sendiri, seperti biasanya tanpa kekasih, bahkan kini
tanpa teman. Aku merasa di bumi ini hanya ada aku sendiri. Aku amat terasing di
bumi ini. Bagai Bekasi yang selalu diasingkan di bumi ini. Atau bagai alien
yang baru saja datang di muka bumi ini. Barangkali bagai Adam yang dijatuhkan oleh
langit untuk mencari Hawa ke bumi. Ah sudahlah, mungkin ini bisa dibilang
ratapan arjuna mencari cinta (hahaha bilang aja jomblo akut :hammer).
Setelah pulang Ujian Akhir Semester di
kampus, Aku dapat pesan BBM dari Yuni, “Bang, selamat yak, Lo dapet lampu ijo
dari Tria hahaha, Dia udah gua racunin sama Lo, kayaknya Dia bakalan klepek –
klepek dah sama Lo hahahaha” pake emot ngakak – ngakak gituh.
Aku sangat terkejut membaca pesan BBM
itu. Antara percaya dan tidak percaya. Ini nyatakah? Atau mimpikah? Katanya kan
si Tria lagi balikkan sama mantannya. Entah bagaimana cara si Yuni meracuni
Tria. Intinya aku sangat senang karena dapat lampu ijo hahaha. Ku balas pesan
Yuni, ”oke Yun, makasih yak udah bantu Gua, Gua gak tak tau harus balas apa
kebaikan Lo sama Gua, Lo terbaik (y) hehehe”. Dan seperti biasa dia pun balas,”
Selow Bang, Lo kan udah gua anggap Abang sendiri hahaha” pake emot ngakak –
ngakak gituh.
Aneh, aku menjadi merasa canggung
setiap ingin mengirim BBM ataupun SMS ke Tria. Padahal sudah dapat lampu ijo. Maksimal
tiga kali sehari aku ngirim BBM/SMS ke Dia. Kayak minum obat aja. Iya obat
pengantar rindu hahahaha. Dan koplaknya setiap ingin membuka pesan darinya,
perasaanku campur aduk. Antara senang dan takut. Senang karena hatiku berbunga
– bunga. Takut jika ada kesalahan yang menyebabkan Dia marah hahaha (lebay). Karena
aku canggung, tak pandai merayu dan tak tahu harus bagaimana, Yuni pun menjadi
obat alternatif pengantar rindu ku ke Tria. Sesaat malam menjelang tidur,
kulihat PM BBM Yuni yang berbunyi miring, “Kalian ini sama – sama suka tapi
pada malu – malu kucing hahaha” pake emot ngakak – ngakak gituh. “Sial, dafuq
banget si Yuni bikin PM kek gituan, bobok – bobok ganteng ajalah besok kan aku
bakal ketemu sama pujaan hatiku”, pikirku.
Hari ini. Tanggal delapan bulan satu.
Aku baru kelar Ujian Akhir Semester di semua mata kuliahku.
Hari ini. Tanggal delapan bulan satu.
Aku cabut dari Semarang menuju Jogja, menemui pujaan hatiku.
Perjalanan Semarang – Jogja dengan
Shaggy hitam – merah bengalku, ku lahap dengan sekejap. Tak sabar tuk menemui
pujaan hatiku. Tak sabar melihat wajah senyum manisnya. Tak sabar tuk melepas
rindu yang telah sekian lama menyiksa. Dan tak sabar menjadikannya kekasihku.
Deg – deg an sekali rasanya. Yeah, kalau tidak sekarang kapan lagi. Aku hanya
punya waktu di hari ini. Tanggal delapan bulan satu.
Di TKP, tepatnya di bawah Fly Over
Janti, pada pukul 3 sore. Tambah deg – deg an sekali serasa jantungku mau
jatuh. Dia yang berbulan-bulan dan selama ini kutunggu, kunanti dan kurindukan.
Dia yang bertemu denganku tak lebih lama dari 2x24 jam? Dia yang berbicara
padaku tak lebih dari 24 kata? Dia yang hanya teman sependakianku waktu di
Sindoro dulu? Dia yang tak tahu seperti apa aku? Dan Dia yang aku tak tahu
siapa dia? Kini berada di depan mataku. Aku tak tahu harus mengawali pembicaraan
apa. Intinya bahagiaku tak terukur. “Hai, Ra, udah lama nunggunya?”, sapaku.
“Enggak kok, ini baru juga nyampe Bang, hehe”, jawabnya (yeah, bilang aja udah
lama kek nunggunya karena saking semangatnya ingin bertemu dengan ksatria
pujaan hatimu :p).
Seperti biasa dia memakai masker yang
membuatku agak jengkel karena tak bisa memandang wajahnya manisnya :/. Mungkin
banyak alasan kenapa dia selalu memakai masker. Bahkan diawal pertemuan, aku
sudah bermain logika praduga tak bersalah dengan probabilitas 0,0000000001% :p.
Mau disebutin lagi logika praduga tak bersalahku yang punya probabilitas segitu
persen apa aja? :p. Oke aku sebutin lah. Aku kan baik hati dan tidak sombong
:p. Pertamax, mungkin dia sedang flu, maka ditutuplah hidung di wajahnya agar
virusnya tidak menyebar, kan jijik kalau meler, kalau ketularan pie? Aku juga
mau kok ditularin, caranya pie? Adalah pokoknya hahaha :p (dia sungguh baik
hati ya :p). Keduax, mungkin dia sedang bermain aman dengan debu – debu yang
beterbangan konon debu tersebut membawa berbagai virus penyakit yang
diantaranya menyebabkan jerawatan (jaga kesehatan dan kecantikan :p). Ketigax atau
yang lebih memungkinkan adalah dia malu dan kurang percaya diri menunjukkan
wajahnya di depan ksatria tampan seperti diriku ini (ah jadi malu :p). Untuk ulasan
logika praduga tak bersalah dengan probabilitas segitu persen yang lebih
lengkap, lihat aja ya di dongeng “masker dan kereta” dan “masker dan gunung”
dijamin ngakaks hahaha :D.
Pertemuan yang singkat dengan Tria tak
diselingi dengan cipika – cipiki. Kemudian menuju kosan Yuni buat minjem kamera
pocketnya. Tak banyak bicara karena memang masih canggung :D. Sampai di Kosan
Yuni. Dipinjemin lah tuh kamera pocketnya. Ngobrol – ngobrol tuh kami bertiga
meskipun lebih banyak heningnya hahaha padahal sama – sama suka tapi kok pada
malu – malu kucing hahaha ini koplaks -_-. Yeah, setidaknya aku bisa memandang
wajah manis Tria karena maskernya udah lepas ahihihi. Waktu sudah menunjukkan
sholat Ashar. Aku pamit menunaikan ibadah sholat Ashar ke masjid dekat kosan
Yuni. Sebelum ke masjid, aku memaksa Tria buat masukin Shaggyku ke dalam kosan
Yuni. Dengan harapan dia membaca pesan dari gantungan kunci Shaggyku hahaha
“Kalau tidak ingin dianggap kekanak – kanakan bersikap lah dewasa”, by Joger 240301
GTR.
Sepulang dari masjid hatiku merasa
lebih tenang. Aku sudah mendapat rekomendasi trip buat ngebegal hati si Tria.
Seperti apakah caraku ngebegal hati Tria? Baca di dongeng selanjutnya “Bidadari
Penyelamat #5”.
Bersambung......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar