SOLO HIKING CIKURAY
2821 MDPL
24 Maret 2017
Solo hiking? Yeah, selama kita
sudah mempersiapkan semua kebutuhan dan prosedur pendakian yang safety kenapa
harus takut. Sulitnya mencari teman mendaki yang cocok dan malasnya ikut open
trip yang tentunya memakan biaya lebih mahal membuatku memilih melakukan
pendakian seorang diri ke Gunung Cikuray, Garut dengan ketinggian 2821 mdpl. Hitung-hitung
inilah pengalamanku ke tempat main yang baru karena sebelumnya aku belum pernah
ke Cikuray dan juga ini adalah pendakian pemanasan karena dua minggu kemudian
aku akan mendaki gunung Argopuro, Jawa Timur yang memiliki track terpanjang
se-Pulau Jawa. Berbekal informasi yang kuperoleh dari mbah google, aku
memberanikan diri berangkat.
Pukul 20.00, aku berangkat dari
kantor. Kebetulan rekan kerjaku pulang ke Bandung pakai mobil kantor. Jadi bisa
nebeng deh sampai Cileunyi, Kab. Bandung. Lumayan ngirit hehe. Perjalanan kami
macet parah karena kebetulan ada harpitnas dan 3 jam perjalanan kami masih
berkutat di bekasi area.
25 Maret 2017
Pukul 00.30 aku sampai di
Cileunyi. Aku turun disini dan rekan kerjaku pulang ke rumahnya. Rasa lapar
yang kupendam selama perjalanan tak bisa kutahan lagi. Langsung saja makan dan
ngopi-ngopi di warung yang tak jauh dari tempatku turun. Setelah kenyang, aku
menuju pinggir jalan raya untuk menyetop Bus Jurusan ke Garut. Beberapa saat
kemudian aku didatangi oleh calo angkutan berupa mobil elf yang entah jurusan
mana. Calo itu kelihatannya masih muda, kelihatan mabuk dan gayanya kaya preman
bertidik dan tatoan.
“Mau kemana A’?”
“Naik gunung”
“Gunung mana A’? Garut?”
“Iya Cikuray, Garut”
“Naik mobil itu aja A’? ke Cikuray, Garut.”
“Nggak ah, mau nunggu bis aja”
“Iya naik mobil itu aja ke Cikuray, Garut”
“Nggak ah, saya mau nunggu bis”
“Malem-malem sekarang mah udah ngga ada bis”si calo
ngotot
“Ada kok, biasanya saya juga nunggu malem-malem
disini ada” aku pun tak kalah ngotot
“Mana bis nya?” calo ngotot
“Iya tunggu, sabar, nanti juga dapet, mau sampai
subuh juga gapapa nunggu” aku ngotot
“Udah ikut mobil itu aja” calo ngotot
Si calo pun maksa-maksa dan narik-narik. Aku pun bertahan dari
tempatku berdiri. Kami pun bertatap mata. Dikira aku takut? Mau berantem duel
juga ayo sih. Asal jangan keroyokan dan tanpa senjata. Akan tetapi aku juga
siap dengan pisau cutter di saku jaketku. Eh, si calo malah ngebacot.
“Anjing sia”
Entah berapa kali dia ngebacot kaya gitu. Aku pun membalas dengan
menatap matanya secara tajam mengisyaratkan ketidakterimaanku. Kemudian ada bis
datang dari kejauhan.
“Itu bisnya” kataku
“Itu mah Budiman ke Tasik, bego sia, anjing sia”
bacot calo
“Bukan, maksudnya yang belakangnya itu kan ke
Garut” kataku
Yeah, Bus Karunia Bhakti jurusan Jakarta-Garut via Puncak datang dari
kejauhan. Alhamdulillah, jadi nggak kelamaan adu ngotot sama si calo gelo. Si
calo gelo itu pergi mencari mangsa lain sambil memaki-maki diriku yang penuh
dosa ini. Yes, setidaknya dosaku berkurang wkwkwk. Heran juga, di Tanah
Pasundan ini yang katanya orangnya ramah-ramah, ada orang hidup di jalan kok
begitu amat. Kalau di daerahku nemuin orang kaya begitu pasti udah mati
digebukin warga. Mbok ya biasa wae kalau cari penumpang, masih muda tapi
kelakuan kaya hewan. Yeah, mungkin lagi apesnya aku nemuin orang kek begitu dan
mungkin itu hanya segelintir orang saja. Yang penting aku masih selamat dan
melanjutkan perjalananku lagi hehe. Biarlah itu jadi pengalamanku dan
pelajaranku di perjalanan. Namanya juga backpacker mau naik gunung, bawa tas
segede gaban, sendirian, malam-malam. Dikiranya mah punya duit banyak kali.
Padahal mah pelit buat ngeluarin uang -_-.
Aku pun naik bus tersebut. Kemudian duduk di belakang supaya bisa
selonjor mania hahaha. Tarif sampai Garut Rp. 20.000,-. Ukuran yang agak mahal
untuk bus bumel atau kelas ekonomi non AC L.
Mungkin karena malam dan penumpangnya sepi. Bus pun dibawa supir secara lincah
mosak-masik melalui tanjakan-turunan-tikungan tajam jalanan
Rancaekek-Nagreg-Garut. Pukul 02.15, aku sampai di Terminal Guntur, Garut.
Sampai juga di Terminal Guntur,
Garut. Turun dari bus terasa seperti orang hilang di malam hari. Sangat asing
dengan wilayah sini. Ku sematkan api pada rokok ku agar lebih pede berada di
dimensi keterasingan ini.
Kemudian ada orang nanya.
“Mau kemana A’?”
“Mau naik ke Cikuray A’.”
“Berapa orang?”
“Sendiri aja A’, udah biasa kok.” Awas aja bilang jomblo, gua gampar
luh :p
“Oh, Tunggu disini aja A’, nanti ada yang nawarin angkutan.”
“Oke, makasih A’.”
Cukup lama juga aku menunggu. Aku
pun merasa agak laper. Ada tukang serabi yang lewat dengan gigih dia menawar
jualannya. Katanya sih jajanan khas garut. Aku pun membelinya. Tadinya aku mau
membeli Rp. 10.000,-. Tapi katanya beli Rp. 5.000,- aja, nanti kebanyakan kalau
Rp. 10.000,-. Ah ini orang bagaimana sih mau beli banyak malah disuruh dikit
aja wkwkwk aneh ga mau untung :/.
Kemudian datanglah calo angkutan
yang biasanya mengantarkan para pendaki menuju basecamp pendakian Gunung
Cikuray. Aku mengiyakan ajakannya. Angkutannya berupa truck bak mini hehe.
Kini, jumlah pendaki baru 8 ditambah denganku. Yeah, mau tidak mau harus menunggu
truck penuh dulu baru berangkat. Sangat lama kami menunggu. Beberapa kali di
PHP dengan bus yang tiba di terminal. Sekiranya bus tersebut membawa pendaki ke
Cikuray supaya truck langsung berangkat. Aku mengusir sepiku dengan bolak balik
jalan ke belakang untuk buang air kecil. Ada pula pendaki yang beristirahat di
masjid namun tujuannya entah kemana. Aku kembali ke truck untuk sedikit
beristirahat. Namun cukup terganggu karena pendaki sisanya berisik dan lainnya
bermain dengan kamera DSLRnya. Kemudian hening seketika setelah ada anak-anak
berpakaian lusuh memanggil. Tangan kanannya mengadah meminta dan tangan kirinya
memegang rokok.
“ A’ A’ A’ A’A’.“ sambil memegang kaki ku.
“kenapa?”
“minta duit”
“buat apa?”
“buat makan”
Ku tawarkan serabi yang masih
hangat. “kalau duit mah gak ada, ntar kan buat balik terus masih sekolah juga,
adanya ini, kalau mau buat ngganjel perut mah lumayan.” Eh dia nggak mau,
maunya duit. Yasudah kucuekin saja. Mental ini anak udah nggak bener. Kalau
dikasih duit semakin ketagihan minta duit orang. Nanti kalau sudah besar mau
jadi apa? Jadi preman? Miris lah.
“A’ A’ A’ A’ A’ A’ A’ A’.”
Entah berapa kali cuma itu yang
dia katakan sambil tangan meminta. Mungkin keselek? Minta disuapin? Cuma tau
huruf A? :p. Sangat lama begitu. Akhirnya pergi juga.
Menjelang subuh, ada tambahan 9
pendaki. Yeah, akhirnya berangkat juga nih truck \m/. Tarif angkutan truck ini
dibandrol Rp. 45.000.-/orang. Katanya sih harga yang wajar karena kalau
terpaksa ngangkot juga kena segitu. Jarak tempuh dari Terminal Guntur Garut ke
Basecamp pendakian Gunung Cikuray sangat jauh. Setelah melewati sepinya Garut
Kota di pagi hari dan Jalan Raya menuju arah Singaparna, truck berbelok di
sebuah perkampungan dan menuju arah perkebunan teh Dayeuhmanggung. Sebelum
masuk perkebunan teh, kami kena portal yang mengharuskan bayar seiklhlasnya.
Perjalanan menuju basecamp sangat menantang. Kondisi jalan berupa makadam di
tengah perkebunan teh, truck bermesin Mitsubishi canter ini sangat tangguh
melewatinya. Kemudian kami kena portal lagi. Kali ini atas nama Perkebunan Teh
Dayeuhmanggung yang mewajibkan per-orang harus bayar Rp. 10.000,-. Setelah kena
portal, truck kembali melaju di tengah perkebunan teh. Cuaca cukup cerah.
Matahari hampir bersinar. Terlihat awan awan yang menggumpal dari kejauhan.
Kami sampai di Pos pemancar sebagai titik awal pendakian/basecamp pada pukul
05.30. Aku bersiap-siap untuk solo hiking.
Yeah, untuk solo hiking ini, aku
tidak asal nekat saja. Tapi, juga membutuhkan persiapan dan perencanaan yang
matang dari logistik, peralatan dan informasi tentang gunung yang akan ku daki
ini. Karena diriku akan bertanggungjawab dengan hidupku sendiri. Meskipun
nantinya bertemu dengan pendaki lain, tentu saja beban hidupku tak harus
dibebankan pada mereka. Hahahha sumpah tas gua berat banget :v.
Pukul 06.30, aku memulai
pendakian. Aku bebarengan dengan pendaki asal Cikarang, yaitu Mas Ian, Bang
Radit dan Bang Ridoy. Yeah, cuman sampai pos daftar/simaksi saja. Kami bayar simaksi sebesar Rp. 15.000,-. Karena
setelah itu jalanku seperti keong dan sorry sepertinya kita bukan se-type
wkwkwk :v. Aku tertinggal jauh di belakang. Alon-alon asal kelakon :v. 10 kali
melangkah berhenti. 10 kali melangkah berhenti secara teratur. Yeah, begitulah.
Semakin berat beban hidupmu semakin lambat jalannya. Andaikan saja beban
hidupku dibagi dengan seseorang wanita, akankah semuanya menjadi lebih ringan?
Wkwkwk apalah ini :v.
Setelah melewati kebun teh, aku masuk ke dalam
hutan Gunung Cikuray. Track yang terjal sudah menantiku di depan.
Tanjakan-tanjakan tajam dan akar-akar yang menyembul keluar tanah sedikit
menyulitkan langkah. Pelan tapi pasti pos 1 yang letaknya entah dimana ternyata
sudah terlewati. Pukul 08.15 aku sampai di pos 2 dan ada yang ngecamp. Mungkin
lelah karena perjalanan jauh. Aku juga beristirahat lama disini, dengan para
pendaki rombongan dari mana saja. Kulanjutkan lagi mendaki dengan track monoton seperti
sebelumnya. Singkatnya saja pukul 09.40 aku sampai di pos 3 dan beristirahat
lama. Beberapa rombongan pendaki mulai beranjak. Aku masih nyantai menghabiskan
sarapanku hehe.
Yeah, setelah pos 3 ini track menanjak semakin
tajam dan tak ada punggung untuk bersandar eh tanah datar maksudnya. Cukup
bersandar carrier saat tubuh mulai lesu. Selangkah demi selangkah namun pasti.
Akhirnya aku sampai di pos 4 pada pukul 10.50. Sudah tidak ada pendaki lagi
yang beristirahat disini. Hanya ada aku sendiri. Yeah, suasana sepi seperti ini
yang aku rindukan di tengah sejuknya alam pegunungan. Kabut mulai naik, cuaca
mendung akan turun hujan. Ku kebut saja langkahku menuju pos 5. Pukul 11.30 aku
tiba di pos 5. Ternyata ada Bang Ian, Radit dan Ridoy yang sedang tidur
kelelahan haha. Kulanjutkan saja langkahku menuju pos 6 atau puncak bayangan,
tempat dimana aku akan menggelar tenda. Yeah, kalau aku menunggu dan ngetrack
bersama mereka pasti aku tertinggal jauh wkwkwk. Pukul 12.00 aku tiba di pos 6/puncak
bayangan. Aku istirahat sebentar. Kemudian mendirikan tenda di samping
rombongan pendaki asal Tasik. Mereka lah yang mengisi keterasinganku di Gunung
Cikuray ini. Mulai dari ngopi bareng, main gaplek dan tuker makanan.
Sore mulai berganti malam. Hawa dingin mulai
menusuk. Hujan turun cukup deras. Aku mengasingkan diri dalam tendaku. Tadinya sih,
aku disuruh tidur di tendanya pendaki Tasik. Tapi kan percuma kalau aku bawa
tenda tapi tidak dipakai :D. Tak apalah aku melewatkan malam seorang diri. Malam
yang cukup mencekam karena hujan disertai suara guntur terasa begitu keras. Sungguh
riskan melihat kebanyakan pendaki yang camp disini memainkan hape untuk
menyetel musiknya dengan keras-keras. Yeah, semoga saja tidak ada petir yang
menyambar diantara kami. Untuk mengurangi kebosananku, aku masak makanan ala
kadarnya dan ngopi sendirian dengan suasana gemercik hujan yang mulai reda. Hingga
akupun tak kuasa menahan kantuk. Aku pun tertidur berselimutkan sleeping bag.
26
Maret 2017
Pukul 04.00, suasana puncak bayangan mulai berisik.
Para pendaki sudah bangun, mulai sarapan dan summit ke puncak untuk melihat
sunrise. Aku yang masih malas-malasan bangun pukul 04.30 dan memasak ala kadarnya
buat sarapan. Pendaki asal Tasik rupanya sudah berangkat duluan. Aku membereskan
barang-barangku dulu supaya terhindar dari serangan babi yang konon sering
terjadi di Gunung Cikuray ini.
Aku mulai start summit pukul 05.45. Sudah kuduga,
momen sunrise hari itu tidak begitu bagus. Sinar mentari terasa sulit menembus
kerumunan awan mendung di ufuk timur. Pukul 06.00 aku sampai di pos 7. Aku pun
mulai mendekat dengan pendaki Tasik dan akhirnya jalan bareng menuju puncak.
Yeah, akhirnya aku tiba di puncak pukul 06.20 dengan
kondisi puncak yang sudah ramai. Di puncak, view terbuka dengan hamparan
gunung-gunung di Jawa Barat. Setelah lama menikmati view dari puncak Cikuray,
aku bergegas turun ke camp, bongkar tenda dan turun ke basecamp bersama Bang
Ian, Ridoy dan Radit. Di basecamp, kami harus menunggu angkutan pick up penuh
dulu sebelum berangkat ke terminal Guntur Garut. Setelah penuh, kami pun
berangkat. Dan yeah, terminal Guntur menjadi perpisahan kami. Aku ke
Jakarta-depok, mereka ke Cikarang. Pukul 23.00 aku sudah sampai di depok.
Yeah, Alhamdulillah perjalanan solo hiking ini
lancar dan sukses sampai puncak.
Salam Jun_krikers J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar