Kamis, 26 Februari 2015

#2 Plesir Edan Pantai Ngobaran

#2 Plesir Edan Pantai Ngobaran

     

     

     

      

Trip selanjutnya yaitu Pantai Ngobaran sedangkan jam sudah menunjukan pukul 15.00 sore. Entah apakah dengan waktu yang tersisa mampu untuk sampai pantai yang digadang-gadang sebagai Bali-Nya Gn. Kidul -_-. Shegy membawa kami lebih cepat dari biasanya. Sebelumnya kami belum tahu lokasi pantai tersebut sehingga dengan bantuan mbah Google dan mengikuti pepatah malu bertanya sesat di jalan akhirnya sampai. Tepat sekali menjelang waktu sunset tiba. Dan benar apa yang tertulis di Novel yang aku baca. Rincian latar novel benar-benar berada di Pantai Ngobaran. Yeah, akhirnya aku dapat menghapus rasa penasaranku tentang latar novel keren itu. Keindahan perpaduan kebudayaan jawa-hindu dan islam melebur menjadi satu dengan keidahan alam bentangan tebing perbukitan karst dan ganasnya ombak laut selatan. Patung-patung tokoh pewayangan jawa yang terbuat dari putih marmer menambah keeksotisan pura disana. Ada juga patung yang besar mirip garuda wisnu kencana di bali menghadap laut selatan di puranya. Mungkin menunjukan kepada kita bahwa laut selatan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar dari hasil lautnya. Hal menarik yang kulihat adalah adanya mushola yang menghadap pantai selatan. Yeah, masyarakat disini menganut kebudayaan-kebudayaan jawa dan islam, sehingga mushola itu selain digunakan untuk sholat juga digunakan untuk melakukan sedekah bumi menghadap ke Laut Selatan . Pantai Ngobaran memang tidak begitu luas namun pasir putihnya begitu eksotis karena tidak ada sampah, namun tidak disarankan untuk berenang di Laut karena ombaknya sangat ganas. Yeah, Pantai Ngobaran begitu eksotis dengan keindahan kebudayaannya maupun alamnya, serasa seperti di Bali. Namun untuk mencapai lokasi ini tidak mudah karena tak banyak angkutan umum, jalan yang sempit melewati bukit-bukit karst, maupun melewati hutan-hutan jati. Yeah, di ujung perjalanan yang sulit pasti ada surga yang tersembunyi :D. Sunset hari itu mulai hilang dan langitpun mulai menghitam sepenuhnya. Kami pun beranjak pulang. Dari pantai hingga kota kecamatan minim sekali penerangan lampu dan jalanan sangat sepi. Dua jam perjalanan sampailah kami di Yogja dan kuantarkan guideku ke posisi pertemuan. Aku kembali lagi melanjutkan pengembaraan pulang ke Semarang bersama Shegy dengan rasa kantuk dan lelah yang teramat sangat. Aku tak kuat menahan rasa itu akhirnya kuputuskan saja untuk tepar di pom bensin Ambarawa hahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar