Minggu, 07 Agustus 2016

EKSPEDISI ATAP TERTINGGI JAWA TENGAH #3

EKSPEDISI ATAP TERTINGGI JAWA TENGAH #3


13 Juli 2016
Krusak krusuk krusak krusuk. Gedebug gedebag gedebug. Tuktiktaktiktuktiktaktiktuktiktaktiktuk suara sepatu kuda :p. Halah, suara langkah orang :/. Oi brisix oi! ganggu orang tidur (sambel kucek mata). Yeah, pagi-pagi buta mereka sudah pada brisix. Pemburu sunrise kah? atau pemburu hantu? Wkwkwk. Tentu saja pemburu sunrise lah. Masag iya mau melewatkan sunrise di atas puncak gunung Slamet. Sedangkan kami ya masih ingin tidur dengan selimut tetangga hahaha :p. Kami benar-benar bangun pukul 04.00. Saatnya MUNCAK bro! semangat \m/. Yaps, masih belum terlambat untuk menyaksikan sunrise (*,*). Langsung saja kami memacking bawaan yang penting saja. Streching sebentar lalu siap \m/uncak. Track awal yang kami lewati sudah terjal dan membuat kami ngos-ngosan :D. Semangat masjun_krik, ini baru pemanasan! (wtf moment wkwkwk). Yeah, daripada memaksakan diri untuk berjalan cepat dan akhirnya tepar di jalan kemudian nyusahin orang lain lebih baik aku jalan alon-alon asal kelakon kaya keong wkwkwk *maafkan daku yang sudah jadi tukang bikin macet jalurnya para suhu/abang/senior #sunkem pipi kiri-kanan :*.

Track yang kami lalui mulai berdebu dan vegetasi dominan lamtoro. 0,5 jam atau 314 m dari pos 5, kami sudah sampai di pos 6 Samyang Katebonan 2909 mdpl. Karena belum terlalu capek, kami melanjutkan pendakian ke pos 7 Samyang Kendit 3040 mdpl sejauh 335 m. 0,5 jam kemudian, kami sampai di pos 7 dan beristirahat sebentar. Pemandangan dari pos 7 sudah terbuka. Kami dapat melihat lampu-lampu kota di bawah maupun lampu-lampu senter pendaki yang mengular ke puncak yang masih gelap. Vegetasi dominan pohon pendek dan lamtoro. Sangat banyak yang melapak tenda disini karena batas terakhir yang direkomendasikan untuk melapak tenda. Lebih ke atas lagi merupakan wilayah rawan badai :).

Pos 7 Samyang Kendit

Kami lanjutkan lagi pendakian ke pos 8 Samyang Jampang 3092 mdpl sejauh 131 m. Track yang kami lalui semakin terjal dan sempit mirip lorong tikus. Setapak yang kami pijak sudah mulai didominasi bebatuan dan pasir. Sedangkan vegetasi masih dominan pohon lamtoro. Karena sulitnya track tersebut, banyak pendaki mulai macet muncaknya tuh disini hehehe :). Tapi tak separah BreXit kok hahaha :D *korban BreXit? Cung! (O.O)//. Yeah, kami butuh waktu 0,5 jam untuk sampai di pos 8.

Pos 8 Samyang Jampang

Kami lanjutkan lagi pendakian ke pos terakhir, yaitu pos 9 Pelawangan 3172 mdpl yang merupakan batas vegetasi hutan dan batu pasir. Jarak yang kami tempuh adalah 180 m dari pos 8. Pemandangan sudah terbuka. Di puncak masih terlihat gelap dan mencekam, sedangkan di ufuk timur semburat jingga sang fajar mulai tampak (<3.<3).  Butuh 0,5 jam saja, kami sudah sampai di pos 9. Kami mencari spot terbaik diatas Pelawangan untuk mengabadikan momen sunrise (y). Siluet gunung Sindoro-Sumbing, pegunungan dieng menjadi ciri khasnya sunrise di atas gunung Slamet.

Pos 9 Pelawangan


 


Beberapa Momen Sunrise (<3.<3)

Setelah momen sunrise berakhir dan cahaya mulai terang benderang, kami melanjutkan pendakian ke Puncak \m/. Tracknya pun semakin cadas \m/. Terjal, Berbatu-batuan tajam, kerikil dan berpasir. Waspadai juga longsoran kerikil dan batu. Hati-hati terhadap terjangan badai ataupun kabut karena merupakan wilayah yang benar-benar terbuka dan berbahaya. Jangan memaksakan diri muncak ketika badai ataupun petir karena tak ada penghalang yang melindungi kecuali atas kehendak Allah SWT :). Pokoknya, Waspadalah! Waspadalah! saat menyusuri jalur pelawangan-puncak dengan jarak 723 m. Pakai masker untuk melindungi dari debu. Tetep safety menggunakan sepatu. Jangan pakai sendal. Eman-eman kaki mu nak :*.

Track Pelawangan-Puncak

Puncak tuh

Kami sampai di puncak pukul 07.15. Tepat 2 jam dari Pelawangan karena menikmati momen sunrise di jalan. Yeay! Puncak Gunung Slamet 3428 mdpl. Atap tertinggi Jawa tengah. Puncak tertinggi ke-2 se-pulau Jawa. Bersama adikku, puncak Slamet yang luas dengan segara wedinya tak luput kami jelajahi. Tak lupa juga kami melihat kawah Slamet yang sempat erupsi tahun kemarin dari dekat. Sungguh besar ciptaan-Mu ya Allah \\(O.O)//.

 





di Puncak Slamet 3428 mdpl

 
Kabut Mulai Naik

kesurupan???

Edelweiss (Anaphalis javanica)

Cukup lama kami menikmati suasana puncak hingga kabut mulai menyelimuti. Yeah, pertanda kami harus turun :). Kami turun alon-alon asal kelakon, bukan kecepatan yang utama tetapi keselamatan. Sampai di camp, kami tidur sebentar. Kemudian bangun dan packing turun gunung. Tidak lupa membawa sampah-sampah hehe. Di pos 5 kami mampir makan nasi rames karena ada yang jualan :D. Nasinya ramesnya enak dan barokah lah ya buat rejeki warga sekitar :). Selesai makan, kami nge-Gas terus turun gunungnya. Di tiap pos kami beristirahat dan sampai di Basecamp utama tepat waktu maghrib. Setelah lapor turun gunung, beres-beres dan bersih-bersih, kami menuju kedai basecamp untuk makan nasi rames lagi. Kemudian tidur untuk ke esok harinya pulang ke Sragen. Touring men pakai Sheggy B). Alhamdulillah di hari kedua pendakian, kami sampai di puncak, cuaca cerah, kemudian kembali dengan selamat :). Yeah, pada akhirnya puncak Slamet 3428 mdpl bukan sebuah puncak angan lagi bagiku yang dulu selalu merencanakan, akan tetapi selalu gagal berangkat. Kesampaian sudah. Lengkap sudah ekspedisi Puncak gunung di Jawa Tengah. Suatu saat entah kapan mungkin akan kembali mengunjungi puncak Slamet lagi. Next, atap tertinggi Jawa Barat dulu ya :).

Salam Jun_krikers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar