EKSPEDISI ATAP
TERTINGGI JAWA TENGAH #3
13 Juli 2016
Krusak krusuk
krusak krusuk. Gedebug
gedebag gedebug. Tuktiktaktiktuktiktaktiktuktiktaktiktuk
suara sepatu kuda :p. Halah, suara langkah
orang :/. Oi brisix oi! ganggu orang tidur
(sambel kucek mata). Yeah, pagi-pagi buta mereka
sudah pada brisix. Pemburu sunrise kah? atau pemburu hantu? Wkwkwk. Tentu saja pemburu sunrise lah. Masag iya
mau melewatkan sunrise di atas puncak gunung Slamet. Sedangkan kami ya masih ingin
tidur dengan selimut tetangga hahaha :p. Kami benar-benar bangun pukul 04.00. Saatnya
MUNCAK bro! semangat \m/. Yaps, masih belum
terlambat untuk menyaksikan sunrise (*,*). Langsung
saja kami memacking bawaan yang penting saja. Streching sebentar lalu siap \m/uncak. Track awal yang kami lewati sudah terjal dan
membuat kami ngos-ngosan :D. Semangat masjun_krik, ini baru pemanasan! (wtf moment wkwkwk). Yeah,
daripada memaksakan diri untuk berjalan cepat dan akhirnya tepar di jalan
kemudian nyusahin orang lain lebih baik aku jalan alon-alon asal kelakon kaya
keong wkwkwk *maafkan
daku yang sudah jadi tukang bikin macet jalurnya para suhu/abang/senior #sunkem pipi kiri-kanan :*.
Track yang kami lalui mulai berdebu
dan vegetasi dominan lamtoro. 0,5
jam atau 314 m dari pos 5, kami sudah sampai di pos 6 Samyang Katebonan
2909 mdpl. Karena belum
terlalu capek, kami melanjutkan pendakian ke pos 7 Samyang Kendit 3040 mdpl sejauh 335
m. 0,5 jam kemudian,
kami sampai di pos 7 dan beristirahat sebentar. Pemandangan dari pos 7 sudah
terbuka. Kami dapat melihat lampu-lampu kota di bawah maupun lampu-lampu senter
pendaki yang mengular ke puncak yang masih gelap. Vegetasi dominan pohon pendek
dan lamtoro. Sangat banyak yang melapak tenda disini karena batas terakhir yang
direkomendasikan untuk melapak tenda. Lebih ke atas lagi merupakan wilayah
rawan badai :).
Pos 7 Samyang Kendit
Kami lanjutkan lagi pendakian ke
pos 8 Samyang Jampang 3092
mdpl sejauh 131 m. Track yang kami lalui semakin terjal dan sempit
mirip lorong tikus. Setapak yang kami pijak sudah mulai didominasi bebatuan dan
pasir. Sedangkan vegetasi masih dominan pohon lamtoro. Karena sulitnya track
tersebut, banyak pendaki mulai macet muncaknya tuh disini hehehe :). Tapi tak separah BreXit kok
hahaha :D *korban
BreXit? Cung! (O.O)//. Yeah, kami butuh
waktu 0,5 jam untuk sampai di pos 8.
Pos 8 Samyang Jampang
Kami lanjutkan lagi pendakian ke
pos terakhir, yaitu pos 9 Pelawangan 3172 mdpl yang merupakan batas vegetasi hutan dan batu pasir. Jarak
yang kami tempuh adalah 180 m
dari pos 8. Pemandangan sudah terbuka. Di puncak masih terlihat gelap
dan mencekam, sedangkan di ufuk timur semburat jingga sang fajar mulai tampak (<3.<3). Butuh
0,5 jam saja, kami
sudah sampai di pos 9. Kami mencari spot terbaik diatas Pelawangan untuk
mengabadikan momen sunrise (y). Siluet gunung
Sindoro-Sumbing, pegunungan dieng menjadi ciri khasnya sunrise di atas gunung
Slamet.
Pos 9 Pelawangan
Beberapa Momen Sunrise (<3.<3)
Setelah momen sunrise berakhir
dan cahaya mulai terang benderang, kami melanjutkan pendakian ke Puncak \m/.
Tracknya pun semakin cadas \m/. Terjal, Berbatu-batuan
tajam, kerikil dan berpasir. Waspadai juga longsoran kerikil dan batu. Hati-hati
terhadap terjangan badai ataupun kabut karena merupakan wilayah yang
benar-benar terbuka dan berbahaya. Jangan memaksakan diri muncak ketika badai
ataupun petir karena tak ada penghalang yang melindungi kecuali atas kehendak Allah SWT :). Pokoknya,
Waspadalah! Waspadalah! saat menyusuri jalur
pelawangan-puncak dengan jarak 723
m. Pakai masker untuk melindungi dari debu. Tetep safety menggunakan
sepatu. Jangan pakai sendal. Eman-eman kaki mu nak :*.
Track Pelawangan-Puncak
Puncak tuh
Kami sampai di puncak pukul 07.15. Tepat 2 jam dari Pelawangan karena
menikmati momen sunrise di jalan. Yeay! Puncak Gunung Slamet 3428 mdpl. Atap
tertinggi Jawa tengah. Puncak tertinggi ke-2 se-pulau Jawa. Bersama adikku, puncak
Slamet yang luas dengan segara wedinya tak luput kami jelajahi. Tak lupa juga
kami melihat kawah Slamet yang sempat erupsi tahun kemarin dari dekat. Sungguh besar
ciptaan-Mu ya Allah \\(O.O)//.
di Puncak Slamet 3428 mdpl
Kabut Mulai Naik
kesurupan???
Edelweiss (Anaphalis javanica)
Cukup lama kami menikmati suasana
puncak hingga kabut mulai menyelimuti. Yeah, pertanda kami harus turun :). Kami
turun alon-alon asal kelakon, bukan kecepatan yang utama tetapi keselamatan. Sampai
di camp, kami tidur sebentar. Kemudian bangun dan packing turun gunung. Tidak lupa
membawa sampah-sampah hehe. Di pos 5 kami
mampir makan nasi rames karena ada yang jualan :D.
Nasinya ramesnya enak dan barokah lah ya buat rejeki warga sekitar :). Selesai
makan, kami nge-Gas terus turun gunungnya. Di tiap pos kami beristirahat dan
sampai di Basecamp utama tepat waktu maghrib. Setelah lapor turun gunung,
beres-beres dan bersih-bersih, kami menuju kedai basecamp untuk makan nasi
rames lagi. Kemudian tidur untuk ke esok harinya pulang ke Sragen. Touring men
pakai Sheggy B). Alhamdulillah di
hari kedua pendakian, kami sampai di puncak, cuaca cerah, kemudian kembali
dengan selamat :). Yeah, pada akhirnya puncak Slamet 3428 mdpl bukan sebuah puncak
angan lagi bagiku yang dulu selalu merencanakan, akan tetapi selalu gagal
berangkat. Kesampaian sudah. Lengkap sudah ekspedisi Puncak gunung di Jawa
Tengah. Suatu saat entah kapan mungkin akan kembali mengunjungi puncak Slamet
lagi. Next, atap tertinggi Jawa Barat dulu ya :).
Salam Jun_krikers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar