Road Tour Sunrise of
Java #6 (Jatuh Cinta pada Seruputan Pertama Kopi Blawan)
27 Desember 2016
Masih di area pegunungan Ijen yang masuk Kab. Bondowoso,
sejauh mata memandang Kami disuguhi perkebunan kopi nan luas sekali. Kami juga
melewati perumahan pegawai perkebunan kopi. Namun, apa daya hujan deras kembali
mengguyur. Kami berteduh di sebuah rumah warga pegawai kebun kopi yang ternyata
menjual aneka minuman hangat. Tentu saja kami memesan kopi. Penasaran dengan
cita rasa kopi yang ada disini. Ternyata rasanya enak. Pahitnya tidak begitu
terasa. Tidak kental dan tidak terlalu encer. Pas sekali. Setelah diseruput
sedikit meninggalkan rasa asam. Yeah, sepertinya aku jatuh cinta pada seruputan
pertama (<3.<3).
Tak puas hanya menyeruput saja, aku pun menggali informasi
tentang kopi ini. Menurut mas-mas yang menjual kopi, kopi disini merupakan kopi
arabika kualitas ekspor. Bule-bule Amerika dan Eropa sangat menyukainya. Namun,
mereka lebih meminati kopi luwak arabikanya. Tentu saja harus dibayar mahal
dengan cita rasanya. Aku juga dikasih tahu kalau disini ada kopi lanang yang
konon merupakan jamu untuk menambah stamina bagi pria. Wah, jadi pingin nyoba
wkwkwk :D.
Perbincangan kami tak hanya tentang kopi saja. Ngalor-ngidul nanya
darimana kami berasal, tentang perjalanan kami hingga asmara hahaha. Kata
masnya, dia menikah di usia ke-21. Saat itu dia melamar istrinya yang masih
kuliah di Salah satu Univ. Swasta di Jember. Wah keren ya. Salut \m/. “Daripada
pacaran mending nikah”, katanya :D. Emang sih tidak heran dengan kultur budaya
di Jawa Bagian timur ini, terutama yang mayoritas dari suku Madura lebih banyak
yang nikah muda hehe.
Karena jatuh cinta pada seruputan pertama Kopi Blawan, aku
pun berniat untuk membelinya perkilo atau bungkusan yang sudah diolah buat
oleh-oleh. Menurut Masnya kami bisa membeli di Pabriknya langsung yang tak jauh
dari warung kami singgahi. Dia juga menyarankan kami untuk sekalian mengunjungi
Air Terjun Niagara Mini dan Pemandian Air Panas. Menurutnya masih banyak
tempat-tempat keren disini. Namun, waktu menyarankan kami untuk kembali lagi di
suatu saat nanti hehe. Di sebelah warung tersebut juga ada losmen yang biasa
buat menginap dengan per malamnya Rp. 50.000,- sampai Rp. 100.000,-.
Setelah hujan reda, kami pamit pada masnya dan beranjak ke
Pabrik kopi. 2 km kemudian, kami tiba di lokasi pabrik kopi yang merupakan
milik PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Blawan, Bondowoso. Di pos jaga, kami
menyatakan niat kami untuk membeli kopi sebagai oleh-oleh dari perjalanan Road
Tour Sunrise of Java. Saat itu yang bagian jaga adalah pak Supaidi yang ramah
dengan dialek Khas Madura-nya. Dia menyuruh kami menunggunya membawa kopi yang
dimaksud. Tak lama kemudian dia membawakannya pada kami. Ada berbagai macam kopi
seperti Robusta, Lanang dan Arabika. Ada pula teh hijau dan teh putih. Namun, menurutnya
yang paling enak adalah yang Arabika dan itu kami amini karena kami sudah
mencoba cita rasanya tadi di warung. Aku pun membeli 3 bungkus yang sudah
diolah secara profesional oleh ahlinya seberat 120 gram, seharga Rp.
20.000,-/bungkusnya. Mahalkah? Tentu saja tidak mahal dengan cita rasa kualitas
ekspor hehe. Kalau sudah diekspor, katanya harga kopi tersebut bisa menembus
Rp. 100.000,- hingga Rp. 200.000,-.
Setelah membeli kopi yang dibawa pak Supaidi, kami sebenarnya
ingin beranjak pulang. Takut kemalaman. Apalagi nanti pasti akan melewati hutan-hutan
yang sepi lagi. Bukannya aku takut sama makhluk ghoib, tetapi takut jika ada
begal menghadang. Namun, hujan deras menahan kami lagi untuk lebih lama disini.
Pak Supaidi juga menyarankan lebih baik kami menikmati Kolam Air Panas dan Air
Terjun Mini Niagara yang hanya beberapa langkah saja dari pabrik. Katanya, jika
kemalaman kemudian ada apa-apa di jalan tinggal hubungi saja Pak Supaidi. Hahaha
okelah kami save nomor hapenya. Kapan-kapan bisa lah dimintain tolong buat
paketin kopi ke rumah :D. Dia pun menyanggupinya :D.
Okelah fix, kami nyebur ke Kolam Air Panas. Disampingnya juga
ada kolam namun airnya sangat dingin. Tak jauh dari kolam, ada Air Terjun Mini
Niagara. Oh iya, disini juga ada home stay/guest house untuk menginap, namanya
Catimore dan sepertinya cocok buat bulan madu :D.
Nyebur mandi Kolam Air Panas setelah perjalanan jauh, rasanya
menyegarkan dan rilex sekali. Bahkan mengalahkan hawa dingin dan hujan di sore hari
menjelang maghrib itu. Sungguh nikmat sekali. Apalagi tak ada pengunjung lain
selain kami. Seperti kolam pribadi saja hehe. Tips untuk nyebur Kolam Air Panas
: jangan langsung nyebur karena airnya sangat panas, mulailah dari kaki, perlahan-lahan
hingga bagian tubuh atas, lalu berenanglah sepuasnya. Hal ini dilakukan supaya
kondisi tubuh tidak kaget untuk menyesuaikan diri hehe. Air kolam ini juga mengandung
belerang sehingga menyehatkan dan bisa mengobati gangguan penyakit kulit.
Setelah puas berendam air panas, kami beranjak mandi dan
ganti pakaian. Lalu pamit pada Pak Supaidi untuk pulang menuju Sragen. Sarannya
hati-hati dan bila ada apa-apa hubungi saja nomernya hahaha. Dalam kondisi
setelah hujan dan hampir maghrib, kami tetap melaju meninggalkan pabrik kopi
blawan. Setelah keluar area pabrik kami menghadapi jalan yang sebagian baru
saja longsor. Untung saja jalan tidak terputus dan kami bisa melanjutkan
perjalanan. Maghrib pun tiba dan kami menunaikannya di masjid perkampungan
terdekat. Dilanjut Isa’. Perjalanan kami lanjutkan kembali. Arah kami yang tuju
adalah ke Kota Bondowoso. Jalannya beraspal, lebih landai, lebih ramai, sedikit
berliku dan hutannya tidak sepanjang, selebat dan sehorror waktu kami berangkat
dari Banyuwangi ke Ijen. Namun, banyak kabut karena hujan baru saja reda. Alhamdulillah
kami sampai di Kota Bondowoso. Setelah makan di kota ini, kami lanjut lagi
melewati Besuki-Probolinggo. Memasuki Kota Pasuruan sepertinya mataku mulai tak
kuat. Aku pun mencari SPBU yang ramai dan aman karena di beberapa SPBU
ditongkrongi oleh anak jalanan/punk. Setelah mendapat SPBU yang sekiranya ramai
dan aman kami pun ngemper tidur disana hehe.
28 Desember 2016
Pagi menjelang, kami Sholat Subuh dulu lalu melanjut pulang
melalui rute Pasuruan-Bangil-Mojosari-Mojokerto-Jombang-Nganjuk-Madiun-Maospati.
Kami ke Sragen melalui Jogorogo-Sine yang nyasarkan kami mengitari desa
tertinggi di lereng utara Gunung Lawu. Tanpa mengandalkan GPS lagi karena
hapeku sudah mati. Tanpa Cocot Penduduk Sekitar (CPS) karena sepi. Hanya mengandalkan
feel ku saja. Akhirnya kami bisa tembus sampai Waduk Gebyar dan sudah di
kawasan Kab. Sragen. Yeah, Waduk Gebyar emang lagi hits sekarang. Dulu mah
biasa aja. Kadang-kadang di lokasi inilah aku ngabuburit di jaman SMA hehe.
Pukul 14.00, kami sampai di Rumah. Alhamdulillah, kami pulang
dengan selamat. Perjalanan Road Tour Sunrise of Java yang mengagum dan luar
biasa. Puas sekali trip impian ini bisa tercapai. Masih banyak tempat keren
lainnya yang belum sempat kami singgahi di Tanah Sunrise of Java. Yeah, suatu
saat kami akan kembali lagi. Mencoba mendaki ke Gunung Baluran 1247 mpl maupun
lembah kacip yang jarang terjamah, Savana Bekol ketika kemarau, menyaksikan
Blue Fire secara jelas, mendaki Ke Kawah Bulan Sabit, mengunjungi eksotisnya air
terjun di Kaki Pegunungan Ijen, menjamah indahnya pantai-pantai alami di Taman
Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Alas Purwo. Next, insyaallah di tahun
2018 atau 2019 J.
Salam Jun_krikers J.