Minggu, 15 Januari 2017

Road Tour Sunrise of Java #4 (TN Baluran)

Road Tour Sunrise of Java #4 (TN Baluran)


25 Desember 2016

Yeah, selepas mendaki Gunung Kelud via Tulungrejo Blitar, kami melanjutkan perjalanan lagi menuju Sunrise of Java. Saat itu, kami dalam perjalanan malam dengan kondisi jalan berkelok-kelok naik-turun, serta masih lelah mendaki dan belum istirahat dengan layak di Portal pendakian. Selain itu, kami juga lapar. Yeah, kondisi yang cukup berbahaya jika dipaksakan untuk perjalanan jauh. Kulihat persediaan bahan bakar untuk Sheggy juga sudah menipis. Saat itu kami sepertinya berada di daerah hutan yang dibelah jalan raya pare-batu. Karena malam aku tak begitu memperhatikannya. Jalannya berliku. Banyak plang rawan longsor. Langka SPBU. “Tamatlah riwayat kami hahaha” pikirku. Apalagi bus-bus malam dan pariwisata suka mengambil lajur yang berhadapan kami hanya untuk mendahului kendaraan di depannya. Kelar dah hidup gua hahaha. Beruntung Sheggy masih mampu melaksanakan tugasnya. Kami sampai di daerah Pujon, Kab. Malang. Cukup ramai malam itu. Kami pun membeli bensin eceran di sebuah warung. Tepat di seberang warung terdapat masjid.

Yeah, kuputuskan saja untuk istirahat, sholat Maghrib dan Isa’. Lalu, masak mie dengan kompor portable di masjid itu. Masjid itu begitu nyaman membuat kami betah *Efek ada colokan nganggur wkwkwk.  Karena masjidnya berada tepat di kaki gunung, rasanya angin malam itu begitu dingin. Ah lebih baik tidur disini saja, kemudian lanjut jalan esok hari hehe.

26 Desember 2016

Pagi itu masih gelap. Kami bangun, cuci muka kemudian lanjut jalan lagi. Sampailah kami di Kota Batu, Malang. Kami mampir di Alun-Alun Kota Batu untuk mencari makan. Lalu muter-muter sebentar di alun-alun yang terdapat bianglala dan rumah apel sebagai iconnya itu. Sayang, kami datang terlalu pagi dan masih gelap. Jadi, tak banyak selfie yang bisa dilakukan wkwkwk.



Saat kami sudah berada di Kota Malang. Adzan Subuh mulai berkumandang. Tak lupa kami menunaikannya di salah satu mushola SPBU terdekat. Di Kota Malang, kami hanya melewatinya saja karena tujuan kami adalah ke kota paling timur Pulau Jawa. Jika mampir-mampir lagi, pasti akan memakan jarak dan waktu yang lebih panjang dan dimarahin kesayangan yang mulai bawel hehe.

Dari Kota Malang, kami melaju ke arah utara melewati Singosari – Lawang. Dipertigaan Purworedjo, kami mengarah ke Pasuruan. Lalu mengikuti jalur Pantura – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi. Setelah kota Probolinggo, kami melewati komplek PLTU Paiton, PLTU terbesar di Indonesia yang memasok listrik utama untuk Pulau Jawa dan Bali. Jalur ini mengingatkanku sewaktu KKL ke Bali. Saat itu, aku melewati jalur ini pada malam hari. Polusi cahaya begitu jelas. Mungkin gemerlap lampu-lampu PLTU mungkin lebih indah daripada gemerlap dunia malam hehe. Beda sekali ketika melewati saat siang hari. Namun, hamparan laut selat Madura bisa terlihat dengan jelas. Selain itu, gunungan hitam batu bara siap diproses menjadi uap sehingga menghasilkan listrik. Setelah melewati komplek PLTU Paiton, jalan begitu dekat dengan air laut. Pepohonan mangrove membentuk kanopi sehingga meneduhkan kami di panasnya siang hari. Perjalanan dari Besuki – Situbondo terasa begitu jauh. Mungkin kami sudah cukup lelah. Kami beberapa kali beristirahat sebentar.

Akhirnya kami memasuki kawasan hutan Taman Nasional Baluran. Di pinggir jalan banyak sekali monyet liar yang menanti makanan dari buangan pengguna jalan. Namun, monyet di pinggir jalan ini terkesan pemalu dari sikapnya ketika didatangi manusia. Jalan pantura di tengah hutan TN Baluran ini begitu panjang dan sepi. Aku juga selalu waspada akan tindak kejahatan seperti ancaman begal. Banyak kasus seperti itu disini. Aku pun mengantisipasi dengan melewatinya pada siang hari. Namun, modus kejahatan bisa dalam bentuk apa saja. Yeah, ketika Road Tour Sunrise of Java ini, kami dicegat oleh bapak-bapak gendut yang mengendarai vario putih. Dia ngakunya orang Sidoarjo, tapi platnya P :p. Dia menyuruh berhenti kami. Dia minta tolong karena kehabisan bensin. Yeah, tau sendiri kan panjangnya jalur ini pasti tidak ada SPBU. Warung pun tak bisa dijumpai sama sekali, mungkin warung hanya di dekat Waduk Bajulmati yang tak sempat kami singgahi. Jadi, siapa yang tidak iba L. Setelah kami berhenti, dia langsung menawari jamnya untuk dibeli. Ah, sudahlah ini bapak-bapak pasti tukang tipu. Modus seperti ini mah sudah sering kutemui di terminal, stasiun, jalanan dan tempat umum. Langsung saja, aku menggeber motor dan menolak secara halus dengan alasan kami perjalanan jauh dan tak punya uang lebih. Tadinya aku berhenti sekalian mau ngecek bensin si bapak-bapak itu emang habis beneran atau enggak. Tapi setelah dipikir-pikir ngeri juga kalau tiba-tiba diserang pakai senjata tajam ya Wassalam hehehe. Untung dia dalam posisi sendiri. Mungkin lain kali jika Junkrikers lewat jalur ini harus waspada segala bentuk kejahatan ya J. Jangan berhenti sembarangan hanya untuk buang air kecil juga karena bahaya. Tetap melaju sekencang mungkin. Tapi @masjunkrik sih tetep selow karena Sheggyku cuman Shogun 125cc tahun 2007an hahaha.




Pukul 10.30, kami tiba di Gerbang Taman Nasional Baluran, sebelum perbatasan Situbondo – Banyuwangi. Setelah memasuki gerbang, kami harus membayar tiket masuk di Pusat Informasi. Tiket tersebut kami bayar Rp. 43.000,- untuk dua orang dan satu motor. Lalu di parkiran Pantai Bama membayar parkir motor Rp. 2.000,-.




Siang itu begitu panas sampai menyentuh ubun – ubun. Namun, tak menyurutkan niat kami untuk mengunjungi Savana Bekol yang terkenal sebagai Africa van Java dan Pantai Bama nan Alami habitat monyet liar. Perjalanan menuju Savana Bekol ditempuh dengan jarak 12 km dari pusat informasi. Kemudian dilanjutkan ke pantai Bama sejauh 3 km. Jalan yang dilewati adalah aspal yang sudah rusak berat hingga makadam atau batu-batuan sampai tanah. Bisa dibilang offroad dan tentu saja menyiksa Sheggy. Sepanjang jalan juga masih dijumpai monyet-monyet liar yang masih malu-malu. Sempat bertemu dengan ayam hutan juga. Selain itu berbagai kicauan burung menyambut kedatangan kami. Selepas km ke-6, kami melewati Evergreen yang konon vegetasinya selalu hijau meski di musim kemarau. Di Evergreen ini, pepohonan tinggi menjulang dan membentuk kanopi yang membuat siang yang panas panas menjadi teduh. Konon juga, pada malam hari, di tempat ini dapat dijumpai macan tutul :D. yeah, semoga saja kepulangan kami dari sini tidak kemalaman. Bahaya kalau malam-malam tiba-tiba ban motor bocor lalu disergap macan yang sebenarnya, kelar hidup gua *ini bukan mama cantik loh ya :D.




 





45 menit kemudian, kami sampai di Savana Bekol. Yeah, pemandangan luar biasa indah.  Kami datang di saat musim hujan dimana savana terlihat hijau dengan latar Gunung Baluran yang gagah di kejauhan. Mungkin, lain kali kami harus datang lagi di musim kemarau. Pastinya lebih keren lagi karena savana akan kering menguning seperti di Afrika. Maka tak heran jika Savana Bekol disebut Africa van Java ata Little Africa of Java J. Di tengah-tengah savana terlihat kelompok rusa dan kerbau liar mencari rumput dan berkubang lumpur. Sayang, sang maskot Taman Nasional Baluran yaitu Banteng Jawa tidak nampak. Selain itu monyet-monyet disini rada usil meminta makanan para pengunjung. Kami juga menyempatkan diri naik ke gardu pandang untuk melihat keindahan Savana bekol dari ketinggian. Tak percuma lelah meniti tangga gardu pandang pun dibayar dengan jelas keindahannya. Disisi timur tampak jejeran pantai Bama dan sekitarnya menghadap Selat Bali. Sedangkan disisi barat, Gunung Baluran masih menyimpan misteri akan keliarannya. Yeah, penuh misteri karena jarang ada yang melakukan pendakian kesana. Bahkan informasi pendakian Gunung Baluran di internet pun kebanyakan fake. Setelah bertanya-tanya pada petugas, ternyata Gunung Baluran bisa didaki namun harus ditemani oleh pemandu. Entah, berapa tarifnya, karena aku lupa untuk menanyakannya L. Mungkin suatu saat aku harus mencobanya hehe. Tentu saja dengan persiapan yang lebih matang dan dalam kondisi prima karena tantangan medan yang akan dihadapi sangat berat meskipun ketinggiannya hanya 1247 mdpl. Serta membawa gear yang mumpuni untuk mendokumentasikan keindahannya hehe.


 





 



Puas meresapi Savana Bekol, kami lanjut menuju Pantai Bama. Disini fasilitasnya lengkap, mulai dari resort, wc umum, warung makan dan mushola sehingga kami bisa menyempatkan diri untuk sholat Dzuhur. Banyak yang bisa dilakukan di Pantai berpasir putih ini. Seperti berenang dan snorkling karena airnya jernih dan tanpa ombak, menyaksikan sunrise pertama dan terbaik di timur pulau jawa, jelajah pantai dan mangrove trail dan bersantai-santai. Tapi jangan terlalu terlena dengan itu semua. Hati-hati terhadap barang bawaan karena semakin di area pantai monyet-monyet pun semakin ganas menyerang untuk meminta makanan. Tipsnya sih bawa tongkat kayu saja supaya monyet-monyet liar tidak berani mendekat. Apalagi monyet-monyet disini memiliki taring. Serem deh pokoknya kalau lagi marah :D. Aku pun sempet beradu gertakan sama salah satu monyet yang paling besar. Dia hampir saja mencuri barang bawaan ketika kami asyik berenang di Pantai. Nyalinya pun cukup besar. Alhasil tak ada yang mundur diantara kami. Kami beranjak dari pantai menuju ke mangrove trail. Lalu bilas dan mandi. Setelah mandi kami tak lupa untuk Sholat Ashar. Kemudian keluar dari Taman Nasional Baluran untuk menuju destinasi kami selanjutnya yaitu Kawah Ijen.

Sialnya, baru beberapa meter kami berjalan turunlah hujan. Padahal di kejauhan cuaca masih terlihat matahari sore. Di Savana Bekol malah tidak turun hujan. Namun, baju kami sudah basah hahaha. Memasuki kawasan Evergreen, kami diguyur hujan sangat deras. Jalanan berubah menjadi genangan air dan lumpur. Sungguh berat perjalanan kami keluar dari sini. Apakah sang dewa monyet marah dan tak merestui kepulangan kami? Satu jam kemudian kami baru sampai di pintu keluar Taman Nasional Baluran. Yeah, semoga saja jalan di Taman Nasional Baluran tetap offroad seperti ini, karena jika beraspal mulus pasti akan lebih banyak orang yang berkunjung sehingga ekosistem hewan-hewan liar akan terganggu. Hujan sudah reda. Kami makan dulu di Sidodadi. Lalu menuju Kota Banyuwangi. Kemudian lanjut ke Kawah Ijen.


Salam Jun_krikers J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar