Senin, 16 Januari 2017

Road Tour Sunrise of Java #6 (Jatuh Cinta pada Seruputan Pertama Kopi Blawan)

Road Tour Sunrise of Java #6 (Jatuh Cinta pada Seruputan Pertama Kopi Blawan)


27 Desember 2016

Masih di area pegunungan Ijen yang masuk Kab. Bondowoso, sejauh mata memandang Kami disuguhi perkebunan kopi nan luas sekali. Kami juga melewati perumahan pegawai perkebunan kopi. Namun, apa daya hujan deras kembali mengguyur. Kami berteduh di sebuah rumah warga pegawai kebun kopi yang ternyata menjual aneka minuman hangat. Tentu saja kami memesan kopi. Penasaran dengan cita rasa kopi yang ada disini. Ternyata rasanya enak. Pahitnya tidak begitu terasa. Tidak kental dan tidak terlalu encer. Pas sekali. Setelah diseruput sedikit meninggalkan rasa asam. Yeah, sepertinya aku jatuh cinta pada seruputan pertama (<3.<3).

Tak puas hanya menyeruput saja, aku pun menggali informasi tentang kopi ini. Menurut mas-mas yang menjual kopi, kopi disini merupakan kopi arabika kualitas ekspor. Bule-bule Amerika dan Eropa sangat menyukainya. Namun, mereka lebih meminati kopi luwak arabikanya. Tentu saja harus dibayar mahal dengan cita rasanya. Aku juga dikasih tahu kalau disini ada kopi lanang yang konon merupakan jamu untuk menambah stamina bagi pria. Wah, jadi pingin nyoba wkwkwk :D.

Perbincangan kami tak hanya tentang kopi saja. Ngalor-ngidul nanya darimana kami berasal, tentang perjalanan kami hingga asmara hahaha. Kata masnya, dia menikah di usia ke-21. Saat itu dia melamar istrinya yang masih kuliah di Salah satu Univ. Swasta di Jember. Wah keren ya. Salut \m/. “Daripada pacaran mending nikah”, katanya :D. Emang sih tidak heran dengan kultur budaya di Jawa Bagian timur ini, terutama yang mayoritas dari suku Madura lebih banyak yang nikah muda hehe.

Karena jatuh cinta pada seruputan pertama Kopi Blawan, aku pun berniat untuk membelinya perkilo atau bungkusan yang sudah diolah buat oleh-oleh. Menurut Masnya kami bisa membeli di Pabriknya langsung yang tak jauh dari warung kami singgahi. Dia juga menyarankan kami untuk sekalian mengunjungi Air Terjun Niagara Mini dan Pemandian Air Panas. Menurutnya masih banyak tempat-tempat keren disini. Namun, waktu menyarankan kami untuk kembali lagi di suatu saat nanti hehe. Di sebelah warung tersebut juga ada losmen yang biasa buat menginap dengan per malamnya Rp. 50.000,- sampai Rp. 100.000,-.


Setelah hujan reda, kami pamit pada masnya dan beranjak ke Pabrik kopi. 2 km kemudian, kami tiba di lokasi pabrik kopi yang merupakan milik PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Blawan, Bondowoso. Di pos jaga, kami menyatakan niat kami untuk membeli kopi sebagai oleh-oleh dari perjalanan Road Tour Sunrise of Java. Saat itu yang bagian jaga adalah pak Supaidi yang ramah dengan dialek Khas Madura-nya. Dia menyuruh kami menunggunya membawa kopi yang dimaksud. Tak lama kemudian dia membawakannya pada kami. Ada berbagai macam kopi seperti Robusta, Lanang dan Arabika. Ada pula teh hijau dan teh putih. Namun, menurutnya yang paling enak adalah yang Arabika dan itu kami amini karena kami sudah mencoba cita rasanya tadi di warung. Aku pun membeli 3 bungkus yang sudah diolah secara profesional oleh ahlinya seberat 120 gram, seharga Rp. 20.000,-/bungkusnya. Mahalkah? Tentu saja tidak mahal dengan cita rasa kualitas ekspor hehe. Kalau sudah diekspor, katanya harga kopi tersebut bisa menembus Rp. 100.000,- hingga Rp. 200.000,-.


Setelah membeli kopi yang dibawa pak Supaidi, kami sebenarnya ingin beranjak pulang. Takut kemalaman. Apalagi nanti pasti akan melewati hutan-hutan yang sepi lagi. Bukannya aku takut sama makhluk ghoib, tetapi takut jika ada begal menghadang. Namun, hujan deras menahan kami lagi untuk lebih lama disini. Pak Supaidi juga menyarankan lebih baik kami menikmati Kolam Air Panas dan Air Terjun Mini Niagara yang hanya beberapa langkah saja dari pabrik. Katanya, jika kemalaman kemudian ada apa-apa di jalan tinggal hubungi saja Pak Supaidi. Hahaha okelah kami save nomor hapenya. Kapan-kapan bisa lah dimintain tolong buat paketin kopi ke rumah :D. Dia pun menyanggupinya :D.







Okelah fix, kami nyebur ke Kolam Air Panas. Disampingnya juga ada kolam namun airnya sangat dingin. Tak jauh dari kolam, ada Air Terjun Mini Niagara. Oh iya, disini juga ada home stay/guest house untuk menginap, namanya Catimore dan sepertinya cocok buat bulan madu :D.

Nyebur mandi Kolam Air Panas setelah perjalanan jauh, rasanya menyegarkan dan rilex sekali. Bahkan mengalahkan hawa dingin dan hujan di sore hari menjelang maghrib itu. Sungguh nikmat sekali. Apalagi tak ada pengunjung lain selain kami. Seperti kolam pribadi saja hehe. Tips untuk nyebur Kolam Air Panas : jangan langsung nyebur karena airnya sangat panas, mulailah dari kaki, perlahan-lahan hingga bagian tubuh atas, lalu berenanglah sepuasnya. Hal ini dilakukan supaya kondisi tubuh tidak kaget untuk menyesuaikan diri hehe. Air kolam ini juga mengandung belerang sehingga menyehatkan dan bisa mengobati gangguan penyakit kulit.

Setelah puas berendam air panas, kami beranjak mandi dan ganti pakaian. Lalu pamit pada Pak Supaidi untuk pulang menuju Sragen. Sarannya hati-hati dan bila ada apa-apa hubungi saja nomernya hahaha. Dalam kondisi setelah hujan dan hampir maghrib, kami tetap melaju meninggalkan pabrik kopi blawan. Setelah keluar area pabrik kami menghadapi jalan yang sebagian baru saja longsor. Untung saja jalan tidak terputus dan kami bisa melanjutkan perjalanan. Maghrib pun tiba dan kami menunaikannya di masjid perkampungan terdekat. Dilanjut Isa’. Perjalanan kami lanjutkan kembali. Arah kami yang tuju adalah ke Kota Bondowoso. Jalannya beraspal, lebih landai, lebih ramai, sedikit berliku dan hutannya tidak sepanjang, selebat dan sehorror waktu kami berangkat dari Banyuwangi ke Ijen. Namun, banyak kabut karena hujan baru saja reda. Alhamdulillah kami sampai di Kota Bondowoso. Setelah makan di kota ini, kami lanjut lagi melewati Besuki-Probolinggo. Memasuki Kota Pasuruan sepertinya mataku mulai tak kuat. Aku pun mencari SPBU yang ramai dan aman karena di beberapa SPBU ditongkrongi oleh anak jalanan/punk. Setelah mendapat SPBU yang sekiranya ramai dan aman kami pun ngemper tidur disana hehe.

28 Desember 2016

Pagi menjelang, kami Sholat Subuh dulu lalu melanjut pulang melalui rute Pasuruan-Bangil-Mojosari-Mojokerto-Jombang-Nganjuk-Madiun-Maospati. Kami ke Sragen melalui Jogorogo-Sine yang nyasarkan kami mengitari desa tertinggi di lereng utara Gunung Lawu. Tanpa mengandalkan GPS lagi karena hapeku sudah mati. Tanpa Cocot Penduduk Sekitar (CPS) karena sepi. Hanya mengandalkan feel ku saja. Akhirnya kami bisa tembus sampai Waduk Gebyar dan sudah di kawasan Kab. Sragen. Yeah, Waduk Gebyar emang lagi hits sekarang. Dulu mah biasa aja. Kadang-kadang di lokasi inilah aku ngabuburit di jaman SMA hehe.

Pukul 14.00, kami sampai di Rumah. Alhamdulillah, kami pulang dengan selamat. Perjalanan Road Tour Sunrise of Java yang mengagum dan luar biasa. Puas sekali trip impian ini bisa tercapai. Masih banyak tempat keren lainnya yang belum sempat kami singgahi di Tanah Sunrise of Java. Yeah, suatu saat kami akan kembali lagi. Mencoba mendaki ke Gunung Baluran 1247 mpl maupun lembah kacip yang jarang terjamah, Savana Bekol ketika kemarau, menyaksikan Blue Fire secara jelas, mendaki Ke Kawah Bulan Sabit, mengunjungi eksotisnya air terjun di Kaki Pegunungan Ijen, menjamah indahnya pantai-pantai alami di Taman Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Alas Purwo. Next, insyaallah di tahun 2018 atau 2019 J.


Salam Jun_krikers J.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar