balada : curhat pada ibu di surga
Ibu
Apakah kamu bahagia
di surga?
Aku tak lupa selalu
mendo’a kan mu
Yeah
Aku begitu rapuh
setelah kau tinggalkan
Aku hanya mencoba
untuk menjadi lebih kuat
Saat ku memijakkan
kaki di tanah yang tinggi
Semua terlihat sangat
kecil
Dan membuatku menjadi
angkuh
Aku meremehkan semua yang
kulihat
Dengan mata ataupun
hati
Dalam bentuk apatisme
Setelah semuanya
pergi meninggalkanku
Kebencian
menghitamkan hati
Mendoktrin diriku
sendiri
Bahwa kebencian ini
akan membuatku semakin kuat
Jalan ku menjadi
gelap
Aku tak punya sahabat
tuk berbagi kisah
Karena mereka datang
dan pergi
Terkadang
mengkhianati
Aku juga tak punya
cinta tuk berbagi kasih
Karena mereka selalu
mengecewakan
Yeah
Ditolak, dicampakan,
ditikung, ditinggalkan
Terasa begitu
menyakitkan buatku yang masih rapuh
Mungkin jika tidak
ada cinta, kasih, atau sayang
Aku tak harus sakit
hati
Sehingga
mendoktrinkan diriku lagi
Bahwa aku tak butuh
cinta
Hari-hariku menjadi
semakin gelap dan sepi
Aku sering mengurung
diri dari dunia luar
Apatisme yang terlalu
kronis
Bahkan tetanggaku
sendiri tak tahu siapa diriku
Aku seperti orang
asing saja
Lebih tepatnya orang
yang tidak diakui
Ah sudahlah
Akhiri saja semua
sandiwara busuk ini
Ku harap mereka
mengerti
Bahwa aku butuh
pengakuan seperti yang lainnya
Ibu
Sejatinya kaulah
bidadari penyelamatku
Namun kau telah tiada
Meski sekarang kau sudah
digantikan
Aku masih belum bisa
menerimanya dengan ikhlas
Mengharap kepada
cinta juga terasa percuma
Karena mata hatiku
sudah mati
Biarlah kujalani
hidupku yang rapuh ini sendiri
Sampai ada seorang
sahabat atau cinta yang mengerti
Yeah
Aku tak pantas untuk
berharap
Karena semua orang
selalu berpikir rasional
Melihat luarnya tanpa
dalamnya
Mungkin sebagian
tulang rusukku telah hilang
Namun sudah
dipersiapkan saat di surga nanti
Apakah ini yang kau
harapkan, ibu?
Ku harap tidak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar