Trip Dadakan ke Gn. Ungaran via Medini
Jum’at,
12 September 2014 lalu sebuah trip pendakianku dapat dikatakan sangat
mendadak, dimana H-beberapa jam saja kuputuskan untuk ikut mendaki
Gn. Ungaran 2050 mdpl *karena gagal ngedate sama cewek hahaha -_-.
Aku mendaki bersama sobatku, Akhsan dan temannya, Imam dengan
berbekal apa adanya berangkat dari unisula sekitar pukul 19.00 dengan
menuju Medini. Yeah, ini adalah pendakian pertamaku ke Gn. Ungaran
via Medini *_*. Kami sampai Medini sekitar pukul 21.00 setelah
melawan ganasnya godaan disco jalanan yang sering membuat kocak perut
*encok buk :/. Langsung saja tak banyak cakap kami langsung mendaki.
Track awal makadam di tengah perkebunan teh menyambut kami dengan
senyumannya. Track makadam ini akan membawa kami ke desa Promasan
dimana tempat tinggalnya para petani kebun teh berada. Motor dan
mobil pun masih dapat melaluinya dengan mudah namun alangkah indahnya
jika kami jalan kaki saja karena menghindari ganasnya disco jalanan
dan encok yang berlebih :p. Tidak terlalu terjal memang, tapi cukup
membuatku dongkol. Yeah, bagaimana aku tidak dongkol jika sang
penunjuk jalan penuh keambiguan di atas pengalamannya yang super
banyak melewati jalur ini *tersangka = Imam sang pelupa, hahaha.
Malam
itu begitu indah dengan sinar bulan purnamanya yang sempurna namun
begitu suram dengan keambiguan-keambiguan jalur yang sedang kami
lewati. Jalur medini ini memiliki banyak percabangan di tengah
perkebunan tehnya sehingga nyasar adalah hal yang sangat lumrah
apalagi pendakian dilakukan malam hari :p. Andai saja kami membawa
tenda mungkin tidak masalah jika benar-benar nyasar di tengah
perkebunan teh *saat akan mengambil tenda, rental outdoornya sudah
tutup. Wtf cuk, kami terus saja berjalan tanpa arah mengikuti track
makadam tersebut dan sesekali kami menemukan penunjuk arah menuju
desa Promasan. Malam semakin larut dan dinginnya angin malam musim
kemarau yang kencang dan kering membuat kami semakin mengantuk dan
menggigil. Rasanya ingin sekali cepat sampai Promasan dan tidur di
camp Biyung secara ogah sekali jika tidur beralaskan bumi dan
beratapkan langit. Mungkin lebih baik aku balik kanan dan pulang ke
kost saja :p. Kami beristirahat di gubuk petani teh sambil menunggu
pengendara motor lewat. Yeah, lebih baik bertanya padanya agar tidak
sesat di jalan karena menurut pepatah bahwa malu bertanya sesat di
jalan. Maka dapat disimpulkan bahwa kami ini tak punya malu :p. Akan
tetapi ini hal positif karena jawabannya tinggal mengikuti jalur ini
saja maka sampailah kami di desa Promasan.
Sabtu
13 September 2014, kami sampai Promasan pada pukul 01.00. Yeah,
berarti sudah 4 jam kami menikmati waktu di perkebunan teh *nyasar
mas nyasar -_-. Sesampainya di Promasan kami langsung masak mie
instan dan kopi karena lapar dan kedinginan. Kemudian masuk camp
Biyung untuk istirahat. Ada beberapa pendaki juga yang beristirahat
disini. Yeah, Camp biyung adalah rumah milik petani kebun teh yang
biasa digunakan para pendaki untuk menginap ataupun istirahat.
Biyung, begitulah sapaan sang pemilik rumah, ia merupakan seorang
nenek yang sudah sangat sepuh *S3. Biyung sungguh baik hati
membuatkan dan memberikan teh hangat pada kami, sehingga mampu
mempercepat rasa kantuk datang dan tertidurlah kami. Yeah, rencana
esok subuh akan melakukan summit ke puncak Gn. Ungaran melihat
sunrise.
Alih-alih
melihat sunrise kami pun bangun pukul 07.00, mungkin terlalu nyaman
tidur di Camp Biyung ini hahaha. Yeah, sebenarnya kami sudah bangun
pada saat subuh namun karena sangat dingin dan gemuruh angin yang
sangat kencang membuat kami memilih untuk tidur lagi saja. Bagi kami
sunrise adalah bonus dan bukan sesuatu yang harus diburu. Bukankah
jika sunrise diburu akan menyebabkan kelangkaan populasi dari sunrise
itu sendiri? Barangkali, hahaha ah sudahlah banyak alasan saja kau.
Kami lanjut mendaki pukul 08.00 masih melewati kebun teh. Di kebun
teh inilah bertemu pertigaan arah puncak dan jalur mawar. Kemudian
kami berjalan ke arah puncak hingga masuk hutan. Setelah keluar dari
hutan dengan track tanah yang jika musim hujan sangat licin berlumut,
kami berhadapan dengan track berbatu yang cukup terjal. Kami
berpas-pasan banyak pendaki yang sudah turun dari puncak dengan
bangganya melihat sunrise yang indah, applause untuk mereka. Yeah,
mereka hebat telah menghajar dinginnya pagi untuk melihat sunrise di
Puncak Ungaran. Di perjalanan menuju puncak ini aku bertemu dengan
pendaki berbadan maaf *sangat gemuk, kakinya terkilir parah sehingga
tak bisa jalan. Teman-temannya yang cabe rawit pun bahu membahu
memapahnya untuk dapat berjalan *bukan cabe-cabean. Aku juga
berkenalan dengan bidadari bercarrier yang ternyata tetangga
jurusanku namun aku lupa namanya siapa hahaha sudahlah. Terus saja
mendaki sampailah kami di Puncak Ungaran sekitar pukul 09.30.
Tidak
ada yang berubah dari apa yang ada dan dilihat dari Puncak Ungaran.
Di Puncak, tugu banteng raider masih berdiri kokoh, mungkin memakai
semen gresik karena kokoh dan tak tertandingi :p. Cuaca yang sangat
cerah sehingga kami masih dapat melihat Laut Jawa, Gn. Merbabu,
Merapi, Lawu, Muria, Sindoro dan Sumbing. Di Puncak inilah kami
menggelar acara masak memasak dengan menu mie instan dan kopi *lagi.
Setelah makan dan ngopi, terbesit keinginan untuk menggapai Puncak
Botak. Aku dan Imam mencoba mencari jalur menuju Puncak Botak dengan
menyusuri lebatnya hutan Gn. Ungaran namun ternyata hasilnya nihil
karena harus melewati jurang yang sangat dalam. Mungkin kami harus
buka jalur jika ingin menggapai Puncak Botak. Yeah, kapan-kapan akan
kami coba, tapi kapan hahaha? kami balik kanan menuju Akhsan berada.
Yeah, kami turun gunung menuju Promasan.
Tak
terasa sudah pukul 11.00 kami di Puncak. Kami pun turun gunung dengan
ganas dan liar berkompetisi dengan adik-adik SMP sehingga debu-debu
pun ikut beterbangan *lari bung \m/. Tak disangka aku sudah terlalu
jauh dengan Akhsan dan Imam sehingga aku harus menunggunya cukup
lama. Setelah kutunggu tak kelihatan juga, aku putuskan berlari lagi
ke Promasan. Aku bertemu lagi dengan bidadari yang tadi berkenalan
denganku. Setelah saling sapa dan basa-basi dikit aku berlari lagi
meninggalkannya beserta rombongannya. Tak jauh aku berlari, aku
bertemu lagi dengan pendaki yang cedera tadi. Yeah, kasihan sekali
dia. Aku tak bisa membantunya selain memberinya semangat terus \m/.
Kutinggalkan mereka dengan berlari lagi dan sampailah aku di Promasan
pukul 11.45. Di Camp Biyung ada pendaki asal mapala kampus stikubank
yang beristirahat setelah muncak. Karena tak ada yang mesti aku
kerjakan, aku pun tidur saja sambil menunggu Akhsan dan Imam kembali.
Akhsan
dan Imam baru tiba di Camp Biyung pukul 13.00 karena kaki Imam
terkilir saat berlari *sorry bung aku tinggal, aku nggak tahu -_-. Di
Camp Biyung ini, kami ngobrol-ngobrol dengan anak stikubank dan
Biyung sambil menunggu truck pengangkut hasil petikan petani teh tiba
:D. Yeah, kami akan turun ke Medini dengan numpang truck tersebut
untuk mempersingkat waktu :p. Pukul 14.00 truck tiba di Promasan.
Setelah minta izin pada pak sopir kami pun naik. Isi dari bak truck
masih kosong kecuali diisi oleh para begundal-begundal seperti kami.
Truck ini akan berhenti di setiap postnya untuk mengangkut beberapa
karung teh hasil petikan petani. Setelah isi bak truck sudah over
kapasitas dengan karung, truck akan jalan tanpa henti sampai Medini.
Kami berada di atas karung-karung tersebut ketika truck berjalan.
Sangat mengerikan sekali ketika truck melewati tikungan sempit,
turunan tajam, tanjakan tajam, namun pak sopir sangat ahli
mengendalikannya. Yeah, rasanya sama dengan serunya naik roller
coster di dufan \m/. Kami sampai di Medini pukul 15.00. Tak lupa kami
member tips kepada pak sopir sebesar Rp. 15.000 untuk 3 orang
begundal. Setelah ambil motor kami pun pulang menuju Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar