Sabtu, 27 Desember 2014

Trip Dadakan ke Gn. Ungaran via Medini

Trip Dadakan ke Gn. Ungaran via Medini

Jum’at, 12 September 2014 lalu sebuah trip pendakianku dapat dikatakan sangat mendadak, dimana H-beberapa jam saja kuputuskan untuk ikut mendaki Gn. Ungaran 2050 mdpl *karena gagal ngedate sama cewek hahaha -_-. Aku mendaki bersama sobatku, Akhsan dan temannya, Imam dengan berbekal apa adanya berangkat dari unisula sekitar pukul 19.00 dengan menuju Medini. Yeah, ini adalah pendakian pertamaku ke Gn. Ungaran via Medini *_*. Kami sampai Medini sekitar pukul 21.00 setelah melawan ganasnya godaan disco jalanan yang sering membuat kocak perut *encok buk :/. Langsung saja tak banyak cakap kami langsung mendaki. Track awal makadam di tengah perkebunan teh menyambut kami dengan senyumannya. Track makadam ini akan membawa kami ke desa Promasan dimana tempat tinggalnya para petani kebun teh berada. Motor dan mobil pun masih dapat melaluinya dengan mudah namun alangkah indahnya jika kami jalan kaki saja karena menghindari ganasnya disco jalanan dan encok yang berlebih :p. Tidak terlalu terjal memang, tapi cukup membuatku dongkol. Yeah, bagaimana aku tidak dongkol jika sang penunjuk jalan penuh keambiguan di atas pengalamannya yang super banyak melewati jalur ini *tersangka = Imam sang pelupa, hahaha.
Malam itu begitu indah dengan sinar bulan purnamanya yang sempurna namun begitu suram dengan keambiguan-keambiguan jalur yang sedang kami lewati. Jalur medini ini memiliki banyak percabangan di tengah perkebunan tehnya sehingga nyasar adalah hal yang sangat lumrah apalagi pendakian dilakukan malam hari :p. Andai saja kami membawa tenda mungkin tidak masalah jika benar-benar nyasar di tengah perkebunan teh *saat akan mengambil tenda, rental outdoornya sudah tutup. Wtf cuk, kami terus saja berjalan tanpa arah mengikuti track makadam tersebut dan sesekali kami menemukan penunjuk arah menuju desa Promasan. Malam semakin larut dan dinginnya angin malam musim kemarau yang kencang dan kering membuat kami semakin mengantuk dan menggigil. Rasanya ingin sekali cepat sampai Promasan dan tidur di camp Biyung secara ogah sekali jika tidur beralaskan bumi dan beratapkan langit. Mungkin lebih baik aku balik kanan dan pulang ke kost saja :p. Kami beristirahat di gubuk petani teh sambil menunggu pengendara motor lewat. Yeah, lebih baik bertanya padanya agar tidak sesat di jalan karena menurut pepatah bahwa malu bertanya sesat di jalan. Maka dapat disimpulkan bahwa kami ini tak punya malu :p. Akan tetapi ini hal positif karena jawabannya tinggal mengikuti jalur ini saja maka sampailah kami di desa Promasan.
Sabtu 13 September 2014, kami sampai Promasan pada pukul 01.00. Yeah, berarti sudah 4 jam kami menikmati waktu di perkebunan teh *nyasar mas nyasar -_-. Sesampainya di Promasan kami langsung masak mie instan dan kopi karena lapar dan kedinginan. Kemudian masuk camp Biyung untuk istirahat. Ada beberapa pendaki juga yang beristirahat disini. Yeah, Camp biyung adalah rumah milik petani kebun teh yang biasa digunakan para pendaki untuk menginap ataupun istirahat. Biyung, begitulah sapaan sang pemilik rumah, ia merupakan seorang nenek yang sudah sangat sepuh *S3. Biyung sungguh baik hati membuatkan dan memberikan teh hangat pada kami, sehingga mampu mempercepat rasa kantuk datang dan tertidurlah kami. Yeah, rencana esok subuh akan melakukan summit ke puncak Gn. Ungaran melihat sunrise.
Alih-alih melihat sunrise kami pun bangun pukul 07.00, mungkin terlalu nyaman tidur di Camp Biyung ini hahaha. Yeah, sebenarnya kami sudah bangun pada saat subuh namun karena sangat dingin dan gemuruh angin yang sangat kencang membuat kami memilih untuk tidur lagi saja. Bagi kami sunrise adalah bonus dan bukan sesuatu yang harus diburu. Bukankah jika sunrise diburu akan menyebabkan kelangkaan populasi dari sunrise itu sendiri? Barangkali, hahaha ah sudahlah banyak alasan saja kau. Kami lanjut mendaki pukul 08.00 masih melewati kebun teh. Di kebun teh inilah bertemu pertigaan arah puncak dan jalur mawar. Kemudian kami berjalan ke arah puncak hingga masuk hutan. Setelah keluar dari hutan dengan track tanah yang jika musim hujan sangat licin berlumut, kami berhadapan dengan track berbatu yang cukup terjal. Kami berpas-pasan banyak pendaki yang sudah turun dari puncak dengan bangganya melihat sunrise yang indah, applause untuk mereka. Yeah, mereka hebat telah menghajar dinginnya pagi untuk melihat sunrise di Puncak Ungaran. Di perjalanan menuju puncak ini aku bertemu dengan pendaki berbadan maaf *sangat gemuk, kakinya terkilir parah sehingga tak bisa jalan. Teman-temannya yang cabe rawit pun bahu membahu memapahnya untuk dapat berjalan *bukan cabe-cabean. Aku juga berkenalan dengan bidadari bercarrier yang ternyata tetangga jurusanku namun aku lupa namanya siapa hahaha sudahlah. Terus saja mendaki sampailah kami di Puncak Ungaran sekitar pukul 09.30.
Tidak ada yang berubah dari apa yang ada dan dilihat dari Puncak Ungaran. Di Puncak, tugu banteng raider masih berdiri kokoh, mungkin memakai semen gresik karena kokoh dan tak tertandingi :p. Cuaca yang sangat cerah sehingga kami masih dapat melihat Laut Jawa, Gn. Merbabu, Merapi, Lawu, Muria, Sindoro dan Sumbing. Di Puncak inilah kami menggelar acara masak memasak dengan menu mie instan dan kopi *lagi. Setelah makan dan ngopi, terbesit keinginan untuk menggapai Puncak Botak. Aku dan Imam mencoba mencari jalur menuju Puncak Botak dengan menyusuri lebatnya hutan Gn. Ungaran namun ternyata hasilnya nihil karena harus melewati jurang yang sangat dalam. Mungkin kami harus buka jalur jika ingin menggapai Puncak Botak. Yeah, kapan-kapan akan kami coba, tapi kapan hahaha? kami balik kanan menuju Akhsan berada. Yeah, kami turun gunung menuju Promasan.
Tak terasa sudah pukul 11.00 kami di Puncak. Kami pun turun gunung dengan ganas dan liar berkompetisi dengan adik-adik SMP sehingga debu-debu pun ikut beterbangan *lari bung \m/. Tak disangka aku sudah terlalu jauh dengan Akhsan dan Imam sehingga aku harus menunggunya cukup lama. Setelah kutunggu tak kelihatan juga, aku putuskan berlari lagi ke Promasan. Aku bertemu lagi dengan bidadari yang tadi berkenalan denganku. Setelah saling sapa dan basa-basi dikit aku berlari lagi meninggalkannya beserta rombongannya. Tak jauh aku berlari, aku bertemu lagi dengan pendaki yang cedera tadi. Yeah, kasihan sekali dia. Aku tak bisa membantunya selain memberinya semangat terus \m/. Kutinggalkan mereka dengan berlari lagi dan sampailah aku di Promasan pukul 11.45. Di Camp Biyung ada pendaki asal mapala kampus stikubank yang beristirahat setelah muncak. Karena tak ada yang mesti aku kerjakan, aku pun tidur saja sambil menunggu Akhsan dan Imam kembali.

 Akhsan dan Imam baru tiba di Camp Biyung pukul 13.00 karena kaki Imam terkilir saat berlari *sorry bung aku tinggal, aku nggak tahu -_-. Di Camp Biyung ini, kami ngobrol-ngobrol dengan anak stikubank dan Biyung sambil menunggu truck pengangkut hasil petikan petani teh tiba :D. Yeah, kami akan turun ke Medini dengan numpang truck tersebut untuk mempersingkat waktu :p. Pukul 14.00 truck tiba di Promasan. Setelah minta izin pada pak sopir kami pun naik. Isi dari bak truck masih kosong kecuali diisi oleh para begundal-begundal seperti kami. Truck ini akan berhenti di setiap postnya untuk mengangkut beberapa karung teh hasil petikan petani. Setelah isi bak truck sudah over kapasitas dengan karung, truck akan jalan tanpa henti sampai Medini. Kami berada di atas karung-karung tersebut ketika truck berjalan. Sangat mengerikan sekali ketika truck melewati tikungan sempit, turunan tajam, tanjakan tajam, namun pak sopir sangat ahli mengendalikannya. Yeah, rasanya sama dengan serunya naik roller coster di dufan \m/. Kami sampai di Medini pukul 15.00. Tak lupa kami member tips kepada pak sopir sebesar Rp. 15.000 untuk 3 orang begundal. Setelah ambil motor kami pun pulang menuju Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar