KU RASAKAN APA
YANG KAU RASAKAN, SOBAT
“Dinginnya
malam seharusnya mampu mendinginkan suasana tetapi aku menghajarmu karena aku
tak kuasa menahan amarah karena idealisme kita yang membuat kepala menjadi
keras. Yeah, maafkan aku sobat, kita memang harus saling menghajar agar menyadarkan
kita arti sebuah persahabatan. Persahabatan yang dimulai dari kecintaan kita
terhadap alam. Kini apa yang kau rasakan telah aku rasakan meski mereka tidak
menghajarku untuk menyadarkanku. Karena itulah aku tahu, mereka bukanlah orang
yang peduli padaku. Mereka hanya bisa diam di depanku dan hanya bisa bicara di
belakangku bagaikan pecundang yang bersembunyi dibalik masalah. Yeah,
sebenarnya masalah harus dibagi dan diterima bersama. Hanya saja masalah itu
dilemparkan agar tidak disalahkan sehingga ketika salah ambil keputusan maka
menjadi patut untuk disalahkan. Yeah, barangkali agar terlihat lebih baik atau
hebat saja ketika menyalahkan. Rasanya sungguh tidak enak diperlakukan seperti
itu dan itu pernah ku lakukan padamu. Saat itu kau menjadi jengah dan jutek
sekali. Entah kebetulan atau tidak? Saat mereka melakukannya padaku, aku pun
menjadi jengah dan jutek sekali. Aku merasa terhina dengan cara pandang tajam mereka.
Terlebih nada bicara atau sindiran mereka yang seolah-olah menyalahkanku. Mungkin
kau juga merasa hal yang sama saat ku lakukan padamu. Terlebih saat mereka
melakukannya padaku, diantaranya ada yang sedang menjalin hubungan asmara. Sungguh
bodoh, hening, mistisnya suasana diriku ikut bersama mereka. Bukan karena aku
cemburu, iri, dengki atau apalah. Aku terlalu jengah dijadikan objek yang
selalu disalahkan dan bahan ceng-cengan dengan salah satu obat nyamuk sehingga
membuatku tak respect pada mereka. Namun aku terlalu baik karena aku tak
memberontak menghajar salah satu dari mereka. Cukup diam, jutek, bikin repot
ataupun berjalan lebih jauh meski menjadi bahan omongan mereka di belakang.
Yeah, ku pikir, mereka bukanlah orang yang penting bagiku maka aku tak harus
saling menghajar mereka agar tersadar, hehe. Biarlah si jantan itu terlihat
hebat atau bodoh di depan betinanya dan berbahagia. Biarlah obat nyamuk itu
menjalankan tugasnya. Biarlah aku menjadi biang kerok yang mengambang-ambang,
jadi terima saja :p. Aku menikmati peranku sebagai antagonis dan berperang
secara psikologis J. Hey Sobat, ini dongeng
petualanganku bersama mereka. Mana dongeng petualanganmu? Ku tahu saat ini kita
akan sama-sama sibuk dengan urusan masing-masing untuk menggapai mimpi. Disaat
mimpi itu terwujud nyata maka janganlah lupakan persahabatan kita. Biarlah
dongeng saja yang tak harus menjadi nyata”.
Nb:
Dongeng atau balada diatas ku buat karena malas membuat catper dan bukan karena
bosan ke tempat itu kembali, tetapi selalu ada dongeng berbeda di setiap
perjalanan. Yeah, meskipun tak rinci dan detail dengan permasalahan yang ada J. Tetapi jika dipikir-pikir lucu sekali dan rasanya
sangat gatal untuk menceritakan semuanya hahaha. Semua berawal dari tersesatnya
kami karena salah ambil jalur dan Ah sudahlah cukup tahu saja :p.
Sepanjang
Jalan Kenangan di Gn. Sindoro 18 Oktober 2014 dan Gn. Sumbing 7 Desember 2014. Salam Jun_krikers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar