Bidadari
Penyelamat #2
Waktu
terus saja berlalu, aku menjalani hidup seperti biasanya. Kuliah
dengan tugas yang membabi buta diselingi menyusun proposal skripsiku.
Meskipun begitu kusempatkan petualang-petualangan bersama
teman-temanku dengan cerita-cerita yang mengasyikan maupun memilukan.
Namun semua tanpa cinta.
Kejadian
waktu di Sindoro membuat ku selalu terkenang namun tak membuatku
tenang. Pertengkaranku dengan Kai, temanku, membuat kami kehilangan
hangatnya persahabatan. Persahabatan yang bermula dari petualangan di
atas ketinggian. Entahlah, semua berakhir begitu saja dan segalanya
sudah berubah. Meskipun kami sudah saling meminta maaf.
Mengingat
kejadian di Sindoro membuatku mengingat dia. Yeah, dia gadis yang aku
sukai. Apa kabar dia gadis yang aku sukai? Yeah, sepertinya aku
merindukannya. Aku mencoba menghapus segala tentangnya dengan dekat
gadis-gadis lain namun dia selalu saja ada di dalam benak pikiranku.
Hingga akhirnya ada yang invite BBM-ku dan FB-ku. Setelah ku approve
aku tahu ternyata dia adalah gadis yang ku suka. Mungkin ini rezeki
anak sholeh :D. Aku bergembira sekali dan bersorak kegirangan. Namun,
aku bingung tak tahu harus berbuat apa. Apakah aku harus caper buat
ngejar-ngejar dia? Hahaha. Aku tak pandai melakukan itu ataupun hanya
sekedar merayu. Barangkali temanku sendiri kesal dengan sikapku yang
cuek, jutek bahkan tak peduli lingkungan sosial. Aku hanya seorang
yang pendiam, ngomong seperlunya/jika ditanya sehingga pasti sangat
menjengkelkan dan terkesan sombong bagi orang tidak mengenal diriku
sepenuhnya. Yeah, mungkin kesehatan emosi yang buruk menjadikan
sistem proteksi kejiwaanku seperti ini.
Untuk
urusan cinta pun demikian. Terkadang hanya menjadi pengagum saja
hingga tak berani mengungkapkan isi hatiku. Ku jalani hanya menjadi
teman baik atau kakak-adik saja. Cukup pahit memang. Jika dibilang
PHP? Entahlah, hanya saja perasaanku tak yakin pada mereka. Meskipun
aku pernah menjalin hubungan pacaran dengan 4 gadis sebelumnya itupun
terlalu singkat dan lebih lama sendirinya. Sakit hati? Yeah, sudah
biasa bagi ku. Bahkan bisa dibilang aku trauma dengan sakit hati.
Penolakan dari cinta pertamaku masih membekas hingga saat ini.
Mengajarkanku bahwa cinta tak harus memiliki. Yeah, bodoh sekali
dengan ucapan kata-katanya itu. Setuju dengan lagu marjinal yang
mengatakan cinta itu pembodohan. Pembodohan jika cinta tak harus
memiliki. Bukankah cinta itu bentuk rasa ingin memiliki? Makanya
cinta harus memiliki. Cinta itu egois, cinta itu tak pernah salah dan
yang salah adalah waktunya atau orangnya. Yeah, meskipun begitu aku
yakin akan menemukan kebahagiaan atas nama cinta.
Belajar
cinta dari 4 gadis selanjutnya. Gadis pertama mengajarkanku untuk
tidak memaksakan perasaan. Yeah, berawal dari ingin merasakan rasanya
berpacaran setelah ditolak, aku memaksakan perasaanku. Meskipun
sama-sama pertama pacaran dan terkesan indah namun aku tak suka
dengan diriku yang munafik ini. Berakhirlah dengan baik untukku dan
terkesan kejam untuknya. Namun dapat diselesaikan dengan baik karena
pada dasarnya memang tidak disetujui oleh ortunya karena ini masih
cinta monyet. Gadis kedua mengajarkanku berhati-hati dan jangan mudah
percaya menjalin hubungan. Kecantikannya membuatku terlena hingga tak
sadar aku dibohongi, ditinggal tanpa alasan dan lama kemudian aku
tahu dia selingkuh. Yeah, rupanya dia memilih yang lebih tajir. Yeah,
tak apalah. Wajar jika wanita lebih rasional memilih. Da aku mah apa
atuh? :D namun yang tak habis pikir dia berubah menjadi nakal. Selang
beberapa tahun tak ada kabar. Ternyata dia sudah menikah dan bahagia
dengan anaknya yang masih kecil. Selamat yah :D. Gadis ketiga
mengajarkanku bahwa menjalin pacaran jarak jauh (LDR, bahasa
kerennya) itu tidak mudah. Banyak masalah hingga akhirnya berpisah
karena dia tak kuat dan pergi meninggalkanku begitu saja. Gadis
keempat mengajarkanku bahwa cinta dengan perbedaan ras itu tidak bisa
dipaksakan bersatu selamanya. Pasti ada hal yang menyulitkan bersatu
akibat budayanya dan masalah keluarga nantinya. Yeah, meskipun
seiman. Niatku membahagiakan dia yang selalu terlihat sedih karena
menderita kanker kelenjar getah bening dengan cinta yang apa adanya
sia-sia saja. Terima kasih kalian barisan mantan yang membuatku
terlatih patah hati. Hahaha apalah ini :D.
Kembali
ke topik pada gadis yang kusuka. Aku jarang nge-BBM dia. Paling
banter pas minta foto-foto pendakian Sindoro aja. Namun diam-diam
kepoin status BBM/FB-nya bahkan nyolong foto selfienya juga wkwkwk.
Gilanya foto pendakian yang ada aku dan dia, ku crop, ku perbesar dan
ku pajang menempel di tembok kamar kostku wkwkwk. Apakah ini yang
dinamakan cinta? Entahlah, aku masih belum yakin. Hari demi hari,
bulan ke bulan semakin gawat. Aku tak tahu harus bagaimana untuk
berhenti memikirkan dia. Ku coba menulis dongeng “masker dan
gunung” untuk mengenangnya (emang dia sudah inalillahi kok
dikenang? hahaha). Seperti dongeng “masker dan kereta” yang
kutulis untuk mengenang seseorang namun tak tahu namanya, tak punya
kontaknya. Namun dongeng “masker dan gunung” berbeda. Aku tahu
orangnya dan aku punya kontaknya sehingga aku minta tanggapannya dari
dongengku :D. Ternyata dia menyukainya :D. Entah berapa hari entah
berapa bulan kemudian, aku semakin menggila untuk tidak
memikirkannya. Kali ini aku yakin kalau aku jatuh cinta dengan dia
yeah cinta dia. Yeah, dia bakal jadi target operation ku selanjutnya.
\\(^_^)//
Bersambung.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar