Rabu, 22 Juli 2015

Di atas ketinggian

Di atas ketinggian


Di atas ketinggian aku melihat semua begitu jelas
Di atas ketinggian aku melihat semua begitu kecil
Di atas ketinggian aku melihat semua begitu indah
Di atas ketinggian aku melihat semua begitu menakjubkan
Namun, apakah ini fana?
Apakah ini semu?
Aku terlanjur mencintainya
Aku terlanjur memujanya
Aku terlanjur mendambanya
Aku terlanjur menggilainya
Dan kini aku terlanjur merindukannya
Aku tahu pasti akan sulit menggapainya
Maka aku harus berjalan perlahan
Aku tahu jika terjatuh pasti lebih menyakitkan
Maka aku harus berhati-hati
Tak apalah,
Aku masih memiliki kaki tuk melangkah
Aku masih memiliki tangan tuk berpegangan
Aku masih memiliki mata tuk melihat
Aku masih memiliki punggung tuk memikul beban
Aku masih memiliki bekal tuk bertahan hidup
Kini, aku sudah semakin jauh melangkah
Di tengah terik & terjalnya liku yang kuhadapi
Bebanku semakin berat
Kabut mulai mengaburkan pandanganku
Hujan mulai membasuh peluh kesahku
Angin mulai menahan lajuku
Dan petir menghentikan langkahku
Haruskah aku kembali pulang?
Ah tidak, aku tidak sepengecut yang kau kira
Aku harus menungu sampai badai reda
Dan, aku harus mendirikan rumah yang kokoh
Kini keadaan mulai gelap mencekam
Maka kuterangi ruanganku dengan binar lampu
Dingin mulai menyiksa tubuh pula
Maka kan kubuat masakan hangat dan segelas kopi hitam
Hisapan tembakau terakhir telah menghembuskan asap panjang
Menutup hari yang lelah menuju kekosongaan jiwa
Berharap hari esok yang lebih baik
Kicauan brung membangunkanku dari alam mimpi
Tersadar badai sudah pergi berlalu
Namun, langit masih hitam kelam
Aku harus bersiap-siap lagi
Bergegas menuju tempat yang suci
Yeah, tempat tertinggi di mata sang kuasa
Kosong.....
Sepi.....
Hanya ada aku dan Sang Kuasa.....
Di belakangku mulai terang bersinar
Namun, di depanku muncul bayangan diriku
Aku menoleh ke belakang
Sungguh takjub aku dibuatnya
Dia muncul bagai harapan yang indah
Awan-awan mulai menyentuh telapak kakiku
Namun, kakiku masih menginjak bumi
Aku harus kembali menghadap ke depan
Meskipun hanya ada bayang-bayang
Lalu bayangan sirna sesaat
Namun muncul kembali
Tak berada di depanku melainkan dibelakangku
Kini harapan mulai tenggelam bersama gelap
Sudah waktunya aku kembali pulang
Dituntun oleh bayangan yang selalu setia menemaniku
Bayangan diriku sendiri
Bayangan orang yang selalu menungguku pulang
Tak lupa, bayangan dari Sang Kuasa
Berharap suatu saat akan kembali lagi
Berada di atas ketinggian
Dituntun oleh bayangan
Bayangan yang indah ataupun kelam
Apapun bayangannya
Ini adalah proses dari tanah kembali ke tanah
Di atas bumi yang dipijak
Terima kasihku pada Sang Kuasa
Telah mengajari dan memberikan banyak hal padaku

Di atas ketinggian....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar