Rabu, 22 Juli 2015

RENUNGAN

RENUNGAN
Setenang-tenangnya mencari tempat merenung mengobati kegundahan, tak kan lebih baik jika merenung di rumah. Sewaktu Aku pulang ke rumah. Kulihat Ayah pulang dari mencari nafkah. Raut wajah lesu terpaut dari mimik wajahnya. Debu-debu jalanan yang menempel bak mengisyaratkan bahwa ia sudah bekerja sangat keras meski hasilnya tak seberapa. Demi menghidupi keluarga yang sedang carut marut perekonomiannya, terkadang rela hutang disana-sini dengan jaminan waktu yang entah kapan terlunaskan. Kulihat juga adik-adikku yang sudah semakin besar dan membutuhkan biaya sekolah yang tak sedikit. Aku?
Dalam benak hatiku, ku menangis karena belum dapat membantunya di usia ku yang sudah seharusnya mampu membantunya. Yeah apa daya jalan pilihanku menambah studi 4 tahun lagi demi gelar yang kucita-citakan setelah lulus Sekolah Menengah Atas. Awalku menjejakkan kaki ku di Kampus pun sangat berat dengan perjuangan mendapat beasiswa dan bantuan dari orang-orang yang baik. Entah mengapa, meskipun mendapat beasiswa dan banyak terbantu oleh orang-orang yang baik, sepertinya aku masih saja membebani. Andai aku tak menambah studiku di usia ini, mungkin aku sudah mampu membantu ekonomi keluarga sedikit demi sedikit.
Kulihat teman-teman sejawatku yang memilih bekerja untuk membantu ekonomi keluarga daripada melanjutkan studi. Banyak diantara mereka yang mampu memberikan sesuatu hal pada orang tuanya. Yeah, ini tak ayal membuatku iri dengan mereka di usia ku saat ini. Meskipun demikian aku bersyukur dan beruntung mendapat kesempatan melanjutkan studi. Masih banyak orang-orang di luar sana yang tidak beruntung, terlebih di dalam kehidupannya.
Maafkan jika aku egois, terlebih jika aku bersenang-senang walaupun yang berada di rumah sedang menjerit keras. Kini ku sadar bahwa aku sudah seharusnya membuang ego pribadi itu karena aku sudah usia dewasa. Aku harus fokus demi masa depan. Sebagai anak sulungmu, aku mau tidak mau harus siap menjadi calon tulang punggung keluarga dan membantu adik-adikku. Saat ini aku masih berkelut dengan Tugas Akhirku. Aku meminta do’a dan dukunganmu agar diberi kelancaran mengerjakannya.

Yeah, aku tak tahu apa yang direncanakan Allah untuk masa depanku. Akan kujalani semuanya dengan baik. Demi membahagiakanmu, Ayah dan Ibu yang ada di Surga sana. Akan kupersembahkan gelar yang selama ini ku cita-citakan. Semoga dengan ilmu dan gelar yang akan kudapatkan mampu mengangkat derajat dan perekonomian keluarga. Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar